SALAM MARIA PENUH RAHMAT, TUHAN SERTAMU. TERPUJILAH ENGKAU DI ANTARA WANITA, DAN TERPUJILAH BUAH TUBUHMU YESUS. SANTA MARIA BUNDA ALLAH, DOAKANLAH KAMI ORANG YANG BERDOSA INI, SEKARANG DAN WAKTU KAMI MATI. AMIN.

HIDUP MENJADI BERMAKNA: PROPOSAL PEMBANGUNAN

PROPOSAL PEMBANGUNAN
GEREJA KATOLIK STASI SANTO PETRUS – LAE TARONDI PAKPAK BHARAT
PAROKI SANTA MARIA PERTOLONGAN ORANG KRISTEN – SIDIKALANG
KEUSKUPAN AGUNG MEDAN

I. LATAR BELAKANG SINGKAT

Berdirinya Gereja Katolik di Salak ibukota Kabupaten Pakpak Bharat berawal dari kesepakatan lima keluarga umat Katolik yang ada saat itu. Mereka mulai berkumpul dan sepakat untuk mengadakan kebaktian di rumah bapak Tua Berutu (Mpung Pakto) di Dusun Lae Mbalno Desa Boang Manalu. Mereka mengadakan kebaktian di sana selama tiga tahun. Sejak itu, jumlah umat pun mulai bertambah.
Tahun 1968 umat menerima tanah pertapakan Gereja dari marga Boang Manalu di Desa Lae Tarondi dengan ukuran 30 m x 30 m. Tahun 1969 umat sepakat untuk pindah ke Desa Lae Tarondi dan mendirikan bangunan Gereja darurat yang terbuat dari atap lalang, dinding bambu dan lantai tanah. Bangunan Gereja itu dekat jalan besar dengan tujuan memudahkan pastor datang melayaninya.
Dengan berdirinya Gereja tersebut, kendati darurat, umat merasa senang karena sudah memiliki tempat ibadah. Namun, pada tahun 1971 bangunan Gereja itu roboh diterjang angin puting beliung. Dengan bergotong-royong umat setempat kembali mendirikan gedung Gereja dengan kondisi sama dengan sebelumnya. Demikian mereka kembali mempunyai tempat beribadah. Namun hal itu hanya bertahan dua tahun karena tahun 1974 bangunan tersebut kembali roboh diterpa bencana yang serupa. Hal ini tentu sangat menyedihkan bagi umat, mereka harus memperbaiki kembali gedung gereja yang rusak agar dapat beribadah. Umat kembali memperbaikinya. Tahun 1976, umat sepakat dan memutuskan untuk membangun gedung Gereja agak permanent agar tidak setiap saat roboh diterpa angin puting beliung. Dalam kondisi kemiskinan ekononi, secara swadaya mereka mendirikan gedung Gereja berdinding batu batako dengan ukuran 6 x 8 meter dengan atap seng. Dengan berdirinya gedung Gereja yang agak permanent, umat mulai tenang beribadah dan sejak saat itu juga jumlah umat semakin bertambah.
Pada tahun 2004 sejarah baru bagi daerah ini, yakni berpisah dari Kabupaten Dairi menjadi satu Kabupaten baru, yaitu Kabupaten Pakpak Bharat. Ini merupakan suatu kegembiraan yang tentunya berpengaruh pada pelayanan dan perkembangan umat Katolik. Di Pakpak Bharat ada 13 Stasi Gereja Katolik. Secara umum dapat dikatakan bahwa ekonomi umat pada umumnya masih sangat memprihatinkan, sehingga gedung gereja yang ada di sana juga sangat memprihatinkan, kondisinya sangat darurat, yang sebenarnya kurang layak dikatakan sebagain rumah ibadah, apalagi mengingat gedung Gereja Stasi Santo Petrus di Lae Tarondi yang berada di pusat kota Kabupaten. Keadaan gedung Gereja stasi ini boleh dikatakan kurang layak berdiri di tengah kota kabupaten, malah gedung gereja inilah yang paling darurat dari semua gedung gereja yang ada di kota kabupaten Pakpak Bharat. Namun apa boleh buat, hendak mengganti dan membangun Gereja yang layak, paroki maupun stasi tidak mampu, mengingat kondisi ekonomi umat yang umumnya masih miskin. Selain itu, gedung Gereja yang ada sekarang mutunya sudah memprihatinkan dan tidak mampu lagi menampung jumlah umat yang sudah berjumlah 54 kepala keluarga.
Kondisi gedung Gereja yang memprihatinkan ini, semakin memprihatinkan setelah gempa melanda Aceh dan sekitarnya. Kabupaten Pakpak Bharat letaknya berbatasan dengan Aceh Singkil – Subulssalam (Aceh Selatan). Dapat dikatakan bahwa Kabupaten Pakpak Bharat merupakan pintu gerbang menuju Aceh bagian selatan. Getaran gempa yang dahsyat mengakibatkan dinding Gereja retak-retak. Baru berlalu gempa di Aceh, kembali terjadi gempa Nias pada tahun 2005 yang mengakibatkan menara lonceng roboh dan retakan pada dinding bertambah besar. Kondisi ini membuat umat merasa khawatir beribadah di dalamnya. Hari demi hari keretakan itu semakin menganga. Kendati demikian umat tetap beribadah di dalam gedung Gereja. Sebelum terjadinya Gempa sebenarnya stasi maupun paroki sudah berencana hendak memperbaiki gedung Gereja, namun kondisi ekonomi kurang memungkinkan untuk itu. Kerusakan gedung Gereja dan tuntutan situasi dan kondisi “memaksa” paroki dan stasi merencanakan pembangunan. untuk maksud penggalangan dana, Paroki bersama dengan stasi mulai membangun Aula stasi. Semua bahan untuk pembangunan stasi merupakan sisa kayu dan seng dari Gereja Induk di Sidikalang. Pada bulan Oktober 2004 Aula selesai didirikan. Adapun maksud pendirian Aula adalah untuk membantu stasi dalam penggalangan dana pembangunan Gereja yang direncanakan, yakni dengan cara menyewakannya bagi kalangan umum. Namun dalam kenyataan, hasil dari penyewaan gedung aula tidak seberapa dan tidak banyak membantu penggalangan dana, padahal pembangunan Gereja baru sudah mendesak. Karena itulah dibentuk Panitia Perencanaan Pembangunan. Panitia mencoba membuat proposal sementara dan dari hasil proposal itu panitia mendapat kucuran dana bantuan dari Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat sebanyak Rp. 100.000.000,- (Seratus Juta Rupiah). Bantuan dana itu sudah dicairkan dan diterima pada pertengahan bulan Maret 2007. Perlu kami sampaikan bahwa paroki Sidikalang melayani 43 stasi yang terletak di tiga Kabupaten yakni 28 Stasi di kabupaten Dairi, 13 Stasi di Kabupaten Pakpak Bharat dan 2 Stasi di Kotamadya Subulussalam, Aceh. Mempertimbangkan luasnya wilayah pelayanan paroki Sidikalang dan demi perkembangan umat di Kabupaten Pakpak Bharat, sangatlah baik memikirkan dikemudian hari di Pakak Bharat berdiri Paroki tersendiri dan stasi Lae Tarondi yang berada di tengah kota Kabupaten sangat strategis menjadi paroki. Perlu kami beritahukan bahwa mayoritas penduduk kabupaten Pakpak Bharat adalah Suku Pakpak dan peribadatan di Gereja diupayakan dengan mempertahankan bahasa Pakpak. Gereja di Kabupaten ini merupakan kekayaan Gereja dalam Keuskupan Agung Medan, karena satu-satunya Gereja yang menggunakan bahasa Pakpak. Selain itu, Pakpak Bharat merupakan daerah Evangelisasi, karena iman Katolik ada di wilayah ini baru berumur sekitar 30 tahun. Kami bermimpi untuk mengembangkan hal itu. Kami sudah mencobanya, namun karena keterbatasan kemampuan kami masih merangkak. Sebuah tantangan bagi kami pertambahan umat jauh depan. Untuk semua rencana itu, tentu akan membutuhkan biaya yang tidak sedikit, padahal ekonomi umat dan keuangan paroki tidak memungkinkan, apalagi ditambah dengan mahalnya harga tanah di Kabupaten Pakpak Bharat. Kami sudah mencoba menjajaki untuk pengadaan lokasi untuk pengembangan paroki ini, namun kami tidak berhasil karena mengalami banyak kendala terutama mengenai kemampuan keuangan yang tidak mendukung dan akhirnya memutuskan sebuah rencana terlebih dahulu yaitu pembangunan gedung Gereja sesuai dengan kebutuhan umat yang mendesak. Kami masih berharap dan bermimpi untuk pembangunan gedung Paroki, mudah-mudahan mimpi ini dapat terwujud di kemudian hari.Mengingat kondisi Bangunan Gereja yang sudah sangat memprihatikan dan uang bantuan yang sudah diterima mendesak untuk direalisasikan, maka pada bulan April 2007 paroki membentuk dan menetapkan panitia pembangunan Gereja Stasi Santo Petrus Lae Tarondi Kabupaten Pakpak Bharat. Kepanitiaan itu dibantu oleh beberapa umat dari paroki induk atau umat dari paroki induk menjadi ketua umum. Sebenarnya kami belum siap dan belum mempunyai dana yang cukup untuk memulai pembangunan Gedung Gereja Baru, namun karena alasan-alasan yang kami utarakan di atas, maka dalam segala keterbatasan kami membentuk panitia dan merencanakan pembangunan. Bahkan saat ini bangunan Gereja lama yang sudah memprihatinkan itu telah dirubuhkan, karena memang sudah membuat umat merasa was-was menggunakannya. Untuk sementara ini umat beribadah di Aula stasi.
Demikian kiranya latar belakang rencana kami untuk membangun Gereja Stasi Santo Petrus Lae Tarondi Kabupaten Pakpak Bharat.
II. PROPOSAL PEMBANGUNAN GEREJA
1.PEMOHON
1.StasiSANTO PETRUS LAE TARONDI KABUPATEN PAKPAK BHARAT
2.ParokiMARIA PERTOLONGAN ORANG KRISTEN – Sidikalang – Sumatera
Utara: KAM
3.Data Stasia. Jumlah umat : 45 KK
b. Tahun berdiri : 1968 ( ± 38 tahun)
c. Letak Gereja: di Kota Kabupaten
d. Gereja lama : Ukuran luas (5 m X 7 m2)
e. Jenis bangunan : Batako lama
2.Nama ProyekRehap total atau Pembangunan Gedung Gereja Stasi Santo Paulus Laeterondi Kabupaten Pak-Pak Bharat, Paroki Maria Pertolongan Orang Kristen – Sidikalang.
3.Tanggal PengajuanJuni 2007
4.Lokasi ProyekDi lokasi bangunan Gedung Gereja lama Stasi Santo Paulus Lae Tarondi Kabupaten Pak-Pak Bharat, Paroki Maria Pertolongan Orang Kristen – Sidikalang.
5.Nama PemohonPanitia Pembangunan Gereja Katolik Stasi Santo Petrus Lae Tarondi, Pak-Pak Bharat Paroki Maria Pertolongan Orang Kristen – Sidikalang.
6.Uraian Proyek
6.1. Latar Belakang



Melihat dan mengingat keadaa bangunan Gereja yang sekarang tidak layak lagi digunakan untuk beribadat karena memang sudah tua, sudah terlalu kecil sehingga tidak dapat menampung umat beribadat, kondisi bangunanyang memprihatinkan di tengah kota Kabupaten Pak-Pak Bharat, juga terutama kondisi bangunan yang sudah rusak parah akibat Gempa di Aceh dan di Nias. Dengan latar belakang yang demikian, semua umat stasi bersama dengan pastor paroki dan Dewan Pastoral Paroki Sidikalang, memutuskan untuk membangun gedung Gereja yang baru dengan memperhatikan perkembangan umat dan letak bangunan Gereja yang berada di pusat kota Kabupaten Pak-Pak Bharat. Rencana ini juga didukung oleh suatu harapan bahwa sudah seharusnya dipikirkan perlu adanya kelak paroki tersendiri di Kabupaten Pak-Pak Bharat demi perkembangan iman umat
6.2.Tujuan Proyek
: Proyek ini bertujuan untuk memberikan kesejukan dan kenyamanan bagi umat saat sedang menjalankan ibadat. Selain itu, proyek ini juga demi mempertahankan dan meningkatkan iman umat katolik di stasi Laeterondi secara khusus dan di wilayah Kabupaten Pak-Pak Bharat pada umumnya.
6.3. Cara kerja
Proyek ini melibatkan seluruh umat stasi terutama dalam hal pendanaan dan penggalangan dana, juga umat dilibatkan dalam bentuk gotong royong, dan menanggung makan tukang. Hal ini dilakukan secara bergiliran. Semuanya ini dilakukan karena memang keterbatasan dana dan juga karena kondisi ekonomi umat yang tidak memungkinkan membiaya semua pembangunan dan juga memberi dalam bentuk uang. Hal itu dilakukan untuk senantiasa menananmkan rasa tanggungjawab umat atas gereja dan pembangunan bangunan Gereja.Dengan latar belakang situasi yang demikian, maka untuk mewujudkan pembangunan tersebut, panitia menyalurkan proposal dan memohon bantuan kepada Pemda Kabupaten Pak-Pak Bharat, Kepada Keuskupan Agung Medan, Kepada Paroki Sidikalang, partisipasi stasi se-Rayon Sim-sim dan juga dari para donator lainnya.
6.4. Rencana Pembangunan
6.4.1. Rehap Total (Permanen dan diperbesar)a. Jenis Bangunan : Permanen ; b. Ukuran luas 13m X 18 m : 234 m ; c. Ukuran Sakristi + Gudang ( 4 m x 5 M ) : 20 m ( Ruang pengakuan dosa 1,5 m x 4 m ) : 6 m ; d. Ukuran menara Gereja 1,5 m x 3 m : 4.5 m Luas Bangunan : 264.5 m.
6.4. 2. Fisik Bangunana. Bentuk : Semi Rumah Adat Pak-Pak / Semi Inkulturatif Pak-Pak ; b. Fondasi : Batu + batu padas + Pasir Uruk; c. Dinding : Dinding Pas Batu Bata (dalam diplester, luar tidak.) d. Atap : Megadek e. Flafon : Kayu f. Lantai : Semen (Keramik)
6.5.SUSUNANAN PANITIA PEMBANGUNAN
1.Pelindung1.Uskup Agung Medan 2. Pastor Paroki Sidikalang 3. Bupati Pakpak Bharat 4. Saut Simanjuntak, S,H. M.H (Kajari Dairi)
2.Penasehat : 1.Dewan Pastoral Paroki St. Maria Sidikalang : 2. Kapolres Pak-Pak Bharat 3. Ir. Mangindar Simbolon 4. Ober Sihol Sagala, S.E. 5. Mardongan Sigalingging, M.M. 6. dr. Marikaya Bangun 7. Elkana Boang Manalu 8. Arjuno Solin 9. Para Pengurus Stasi S. Petrus Lae Tarondi 10. Para engurus se-Rayon Salak
3.Ketua Umum : Sebastianus Tinambunan, S.H. M. Pd
4.Ketua I : Drs. Albert Samosir
5.Ketua II: Sakkap Boangmanalu
6.Ketua III : Donal Tambunan
7.Sekretaris Umum: Drs. Ramses Sitanggang
8.Sekretaris I : Paulus Turnip, S.Pd.
9.Sekretaris II: Derita Berutu
10.Sekretaris III: Paul Padang
11.Bendahara Umum: Drs. Parulian Sinaga Sihol Sihombing
12.Bendahara I: Wasron Pandiangan, S.P.
13.Bendahara II: Kristina br. Manik
14.SEKSI DANA
Ketua: dr. Marikaya Bangun
Wakil Ketua : dr. Thomas Surbakti
Anggota : 1. T. Halawa 2. Sorang Tumanggor S. Ag.; 3. Bendahara Stasi Laeterondi
15.Koordinator Wilayah untuk membantu Seksi Dana dalam penggalanan dana
1. Wilayah Salak: 1. Robert Marbun; 2. Felix Tumangger
2. Wilayah Sidikalang: 1. Asterius Sinaga, S.H; 2. Santus Barasa, S.Ag.
3. Wilayah Samosir: Ningar Sinaga
4. Wilayah Pematangsiantar/ Simalungun: 1. Maria br. Simbolon; 2. E. Sinurat
5. Wilayah kota Cane: Donal Tambunan
6. Wilayah parbuluan: C.V. Maruli Tua Sinaga
7. Wilayah Karo: 1. dr. Marikaya Bangun; 2. dr. Thomas Surbakti
8. Wilayah Binjai: dr. Hintar Manihuruk
9. Wilayah Medan: 1. Drs. Albert Samosir 2. Jenni Berutu, S.H. ; 3. Budi Sitepu, S.H.; 4. dr. Hintar Manihuruk ; 5. dr. Serilla br. Tarigan ; 5. Avero Manik, S.Psi.
10 .Wilayah Yogyakarta: Aryanto Tinambunan S.P, M.Si
11. Wilayah Jabotabek: 1. Bobo Lolo K. Tumangger; 2. Trimingo Berutu
12. Wilayah Kalimantan: Let. Kol Eko Supriadi

Ditetapkan di Sidikalang
Pada tanggal 16 Juni 2007
Pastor Antonius Manik O.Carm Dirman Sagala Jintar Habeahan
Pastor Paroki Ketua I DPPHSekretaris I DPPH

IV. ANGGARAN BIAYA PEMBANGUNAN
NO.
URAIAN NAMA BAHAN
VOLUME SAT
HARGA SATUAN Rp.
TOTAL HARGA Rp.
A.BATU DAN PASIR
1. Batu Padas 30m395.000,-2.850.000,-
2. Pasir 55m3105.000,-5.775.000,-
3. Batu kapur 30m3140.000,- 4.200.000,-
4. Krikil 30m3205.000,-6.150.000,-
5. Batu Bata Pangururan19.000 biji 450,-8.550.000,-
B.SEMEN DAN BESI
1. Besi  12 210 btg85.000,-17.850.000,-
2. Besi  5,695 btg12.000,-1.140.000,-
3. Kawat Beton15Kg15.000,-225.000,-
4. Semen Padang 50 Kg480Zak 65.000,-31.200.000,-
C.KAYU
1. Kayu Cetakan + Prancah1 ton4.000.000,-4.000.000,-
2. Kosen Pintu & Kosen Jendela356m 50.000,-17.800.000,-
3. Daun Pintu 12buah450.000,-5.400.000,-
4. Daun jendela Kaca 72buah220.000,-15.840.000,-
5. Kayu Kap & Rangka Lis Atap2,5ton5.500.000,-13.750.000,-
6. Kayu Rangka Asbes Plafon 2 ton 5.500.000,- 11.000.000,-
D.ATAP DAN PLAFON
1. Atap Mega Deck 0.35950m 45.000,-42.750.000,-
2. Besi L 70 x 70 x 760 btg 320.000,-19.200.000,-
3. Besi L 50 X 50 X 5 40 btg 200.000,-8.000.000,-
4. Asbes Gifsum110 lbr 87.000,-9.570.000,-
E.LANTAI
1. Keramik 40/40 sedang240m 65.000,-15.600.000,-
2. Semen Putih2 zak 58.000,-116.000,-
F.PERABOT
1. Bangku Gereja 80 x 35026 set 3.500.000,-91.000.000,-
2. Kursi Mesdinar + Kamar Pengakuan 8 buah 400.000,-3.200.000,-
3. Meja Altar 1 set 10.000.000,-10.000.000.-
4. Kursi Imam 2 buah 800.000,-1.600.000,-
5. Lemari Sakristi 2 set 3.000.000,-6.000.000,-
6. Salib1 buah 5.000.000,- 5.000.000,-
GUPAH TUKANG100.185.000,-
H.LISTRIK1 buah 7.000.000,-
I.LAIN-LAIN: Paku + Cat + Transportasi 9.500.000,-
JUMLAH TOTAL 74.451.000,-
V.PENDANAAN
1.Partisipasi Umat Stasi St. Petrus Laeterondi Rp.32.000.000
2.Sumbangan dari Partisipasi Umat Paroki SidikalangRp.10.000.000
3.Sumbangan Keuskupan Agung MedanRp.75.000.000
4.Sumbangan Kas ParokiRp.10.000.000
5.Sumbangan Pemda Pakpak BharatRp.100.000.00
6.Sumbagan dari DonaturRp.297.451.000
JUMLAH TOTALRp.524.451.000


Catatan:Stasi ini kelak direncanakan menjadi sebuah paroki, yaitu Paroki Pakpak, sehingga perlu dipersiapkan lokasi untuk pastoran. DIperkirakan biya untuk pertapakannya bisa mencapai Rp. 100. 000. 000.- (seratus juta rupiah).
VI. GAMBARGambar Gereja Inkulturatif Pakpak ini dibuat oleh putri Paroki Maria Pertolongan Orang Kristen Sidikalang, Sdr. Imelda Yosephin Simarmata, ST.


































PROSES PEMBANGUNAN HINGGA KEADAAN SEKARANG


















UMAT BERGOTONG ROYONG DALAM MEMBANGUN DAN JUGA MENGAMBIL KAYU KE HUTAN












Pastor Anton Manik O.Carm (Berbaju Hitam), bersama DPPH ikut serta mengambil kayu ke Hutan















VII. PENUTUPKami merencanakan pembangunan ini bukan karena kami sudah memilik dana dan kemampuan yang cukup, tapi karena kami yakin bahwa ini adalah karya demi memuliakan Tuhan. Oleh karena itu, dalam segala kelemahan kami, kami dikuatkan, disemangati dan berharap akan kemurahan Tuhan yang akan membantu kami lewat para Saudara atau para Donatur yang mau membantu kami mewujudkan mimpi yang mulia ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan perhatian, dukungan doa, terutama bantuan materiil/dana dari para Saudara atau Para Donatur mewujdukan kerinduan umat memiliki bagunan Gereja yang layak dan sakral, tempat mereka berkumpul mewujudkan kebersamaan dalam iman dan dalam merayakan iman mereka, memuji dan memuliakan Tuhan.
Bantuan uluran kasih para Saudara sangat kami harapkan dan dapat disalurkan lewat rekening berikut:

1. BRI Cabang 0194 Sidikalang
No. Rekening : 0194-01-019758-50-8
Atas Nama : PAROKI MARIA PERTOLONGAN ORANG KRISTEN
2. Bank SUMUT Kantor : Capem Salak
No. Tabungan : 281.02.04.001436-2
Nama : Panitia Pemb. Gereja Katolik
Alamat : Lae Tarondi Salak


Atas perhatian dan kebaikan Bapak/Ibu/Saudara-Saudari dan para Donatur, kami mengucapkan banyak terima kasih. Kami berdoa semoga kebaikan dan uluran kasih para Saudara mendapat balasan yang berlimpah dari Tuhan Allah. Kami juga mohon doa dari para Saudara agar kami umat dan khususnya panitia senantiasa diberkati, dilindungi, diberi kesehatan dan kebijaksanaan oleh Tuhan dan dijauhkan segala kendala dalam mewujudkan tugas mulia ini.

HORMAT KAMI PANITIA

SEBASTIANUS TINAMBUNAN SH,M.PDDRS. RAMSES SITANGGAN DRS. PARULIAN SINAGA
Ketua Umum PanitiaSekretaris Umum PanitiaBendahara Umum Panitia


Mengetahui dan TURUT BERMOHON
DEWAN PASTORAL PAROKI MARIA PERTOLONGAN ORANG KRISTEN SIDIKALANG
Pastor Antonius Manik O.CarmDirman SagalaJintar Habeahan
Pastor ParokiKetua I Dewan Pastoral ParokiSekretaris Umum DPP

1 komentar:

14. SEKSI DANA
Ketua : dr. Marikaya Bangun
Wakil Ketua : dr. Thomas Surbakti

apakah dr. thomas surbakti adalah dokter atau kepala rumahsakit umum di pakpak bharat? yg sekarang menjabat kepala dinas kesehatan?

Posting Komentar

VISITOR

free counters

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites