Meraih Masa Depan yang Lebih Baik
Ada pandangan umum yang mengatakan bahwa masa depan yang lebih baik, ada di tangan kita. Anggapan ini benar, walau tentunya tidak spenuhnya benar. Hal ini kiranya yang dapat kita petik dalam perjalanan hidup almarhum, karena kita ketahui beliau berasal dari keluarga miskin, dididik dalam aturan yang keras oleh ayahnya, lahir ditempat yang terpencil dan lahir dalam ras yang terpnggirkan di Negaranya yakni kelompok kulit hitam yang seringkali dianggap warga kelas dua. Namun kehidupan yang demikian melahirkan niat besar dalam hati Michael Joseph Jackson meraih masa depan yang lebih baik untuk terlepas dari kemiskinan, ketertekanan dalam keluarga dan juga tentuya terlepas dari keterpinggiran oleh karena RAS. Akhirnya beliau berhasil dan dapat meraih opsesinya: Bakatnya menyanyi membuat dia populer dan menjadikannya kaya raya. Kekayaan yang dimilikinya tentu melepaskan dia dari kemiskinan ekonomi, dan tentunya berdampak dalam sikap orang tua kepadanya. Dengan kekayaan yang dia miliki, orang tua dan keluarga tentunya menjadi bersikap lembut kepadanya. Kekayaan tentunya membuat dia diterima dalam dunia public yang lebih luas. Dengan kekayaannya beliau mengubah bentuk wajah dan kulitnya. Semuanya dengan tujuan bukan hanya untuk penampilan di atas panggung, tetapi demi pengakuan dan penerimaan public yang masih banyak menganut paham bahwa kulit hitam dianggap warga kelas 2. Sehingga jelas bahwa niat hati, kemaun dan kerja keras sangat menentukan masa depan yang lebih baik. Namun perlu diingat selain dari upaya kita, juga merupakan karunia kasih Allah.
Hidup dalam Pencarian
Hidup merupakan suatu perjalanan dalam pencarian akan sesuatu yang menjadi dambaan setiap orang, yakni kebahagiaan hidup. Setiap orang pasti mendambakan kebahagiaan hidup. Persoalan yang sering muncul dalam pencarian kebahagiaan hidup ini adalah konsep kebahagiaan itu sendiri. Ada dan banyak orang menanggap bahwa kebahagiaan hidup itu akan diraih bila memiliki kekayaan yang berlimpah dan terkenal. Benarkah demikian? Kehidupan dan kematian Michael Joseph Jackson menjadi suatu jawaban yang menjadi suatu refleksi bagi kita. Beliau meraup dan memiliki kekayaan yang besar, terkenal, namun nyatanya di balik semuanya itu ada sisi ‘gelap’ dalam kehidupannya yang memprihatinkan. Bukan rahasia public bahwa selain keterkenalannya dalam bidang musik atau panggung hiburan, juga ada dan bahkan lebih dari sekali beliau tersandung dalam perbuatan criminal. Mengapa demikian? Mungkin jawaban yang dapat kita renungkan bahwa ternyata kekayaan dan popularitas belum memberikan kepadanya apa yang didambakan hatinya yang terdalam yakni KEBAHAGIAAN HIDUP. Nampaknya beliau belum menemukannya dan ini membuat beliau prustasi sehingga lari pada hal-hal yang tidak baik. Beliau kaya dalam hal harta, popularitas tetapi sangat miskin dalam kebahagiaan hidup dan kepribadian. Yah, mungkin saja orang menerima dia bukan karena pribadinya tetapi karena kekayaan dan popularitasnya. Beliau masih dalam pencarian dan dia sepertinya belum sepenuhnya menemukannya hingga ajalnya. Kekayaan dan popularitas tidak menjamin kebahagiaan hidup.
Kebahagiaan Hidup adalah Anugerah Allah
Orang sering bertanya, Apa itu kebahagiaan hidup? Di mana kita bisa mencari dan menemukan kebahagiaan hidup? Kebahagiaan hidup itu sebenarnya tidak perlu kita cari ke mana-mana, dia tidak jauh dari diri kita, dia sendiri dekat dengan kita bahkan ada dalam diri dan sekitar kita. Meskipun kehadirannya, keberadaannya yang harus kita temukan, karena dia laksana harta yang terpendam (bdk Mat 13:44). Orang sering tidak merasa bahagia karena tidak merasa puas dengan dirinya, dengan apa yang dimilikinya, sehingga menginginkan sesuatu yang dia rasa tidak ada dalam dirinya. Orang juga kadang merasa kurang bahagia dalam hidupnya dengan keberadaannya karena dia merasa hidup tetapi bukan dirinya atau dalam dirinya yang sebenarnya, tetapi lebih pada keinginan atau tuntutan situasi atau orang lain.
Kebahagiaan itu anugerah Allah. Tapi bukan dalam arti Allah menurunkannya begitu saja. Tetapi yang mau dimaksud adalah orang akan merasakan hidup bahagia bila seseorang bersyukur atas hidup yang dimilikinya, menyadari bahwa dia hidup karena Kasih Tuhan. Kasih Tuhan tidak hanya sekedar memberi seseorang hidup tetapi Tuhan juga memberi seseorang suatu kemampuan atau bakat yang dapat diagunakan untuk hidup. Anugerah bakat tersebut untuk masing-masing orang berbeda satu sama lain dan ini yang menjadikannya unik dibandingkan dengan orang lain. Dengan menyadari keunikan ini, tentu seseorang tidak perlu harus merubah diri dan penampilannya agar bisa merasa percaya diri dan agar merasa diterima orang lain. Kasih Tuhan juga harus disadari akan tetap menyertai seseorang dalam mengembangkan diri, yang memberi kekuatan dalam pengembangan ini. Dengan kesadaran ini, seseorang terdorong untuk menjadikan hidupnya bermakna bagi orang lain, karena menyadari bahwa semuanya bisa juga karena anugerah Tuhan. Maka, apak kebahagiaan hidup itu, mari kita renungkan dari uraian singkat ini.
Hidup dan Kematian Michael Joseph Jackson: Tragedi hidup manusia
Tragedi yang dimaksudkan adalah gambaran perjalan hidup manusia. Ketika belaiu mencapai sukses, dia dipuja puji banyak orang. Tetapi masa jayanya sempat terpendam, punya masa dan beberapa saat dalam kehidupannya, beliau seakan hilang dari permukaan dunia gemerlap panggung hiburan dan pada saat itu seakan dia dilupakan oleh yang dulu menjadi penggemarnya. Dalam ‘kesendiriannya’ tentu merasa dia kesepian, mungkin tidak bisa menerima masa-masa itu dan tidak bisa mengolahnya. Apalagi ketika ada perbuatannya yang sedikit tercela, dia semakin ditinggalkan penggemarnya. Sesudah dia meninggal dunia, orang kembali menunjukkan rasa simpati. Kita tidak tahu pasti mereka simpati dalam arti kehilangan sungguh-sungguh karena kematian beliau yang dianggap sudah banyak berbuat benar dan baik kepada hidup ini, atau hanya sekedar pamer kebaikan, rame-rame merasa ikut simpati? Atau apakah mereksa simpati karena kasihan dengan jalan dan akhir hidup beliau yang tragis? Atau hanya mencari popularitas? Ketika ada berita bahwa Michael Joseph Jackson meninggal, semua ingin memberi komentar dan menyatakan dirinya sebagai penggemar beliau. Wah ini juga kesempatan menjadi terkenal loh.
Kita juga heran, karena kematiannya seakan membuat semua dunia bersedih, seakan kehilangan tokoh dunia yang maha penting, mengalahkan orang-orang yang jauh lebih berbuat banyak bagi kehidupan daripada beliau, bahkan seakan ‘mengkultuskan’ beliau. Sepintas orang hanya pada taraf ‘kekaguman belaka’, tidak menjadikannya sebagai cerminan hidup. Namun apapun pandangan dan alasan orang lain rame-rame bersimpati setelah kematian beliau, itu urusan masing-masing orang, dan hak asasi orang. Tetapi kiranya perlu kita bermenung bersama. Ada beberapa hal yang menjadi permenungan kita:
1. Nyata dan pasti bahwa dalam perjalanan hidup manusia, manusia akan mengalami lahir, hidup berkembang, menghadapi penderitaan yang kadang silih berganti dengan suka cita, dan pada akhirnya berpuncak pada kematian. Hal ini pasti, tidak akan ada yang bisa menolak. Manusia tetap manusia dan ciptaan yang pasti akan mengalami kematian.
2. Nyata bahwa kebahagiaan hidup tidak pernah terpuaskan oleh yang sifatnya duniawi. Kebahagiaan itu ‘anugerah Tuhan’, dia tidak jauh dari kita, dia ada dalam diri dan sekitar kita. Bagaimana kita menggali dan mengenalinya? Inilah tugas yang membutuhkan permenungan.
3. Sepintas seringkali bahwa orang lebih menilai kekayaan, polularitas seseorang dengan tambahan kematian seseorang. Oleh karena itu, jangan kaget bila saat mengalami persoalan, para penggemar Anda hilang mengitu saja seakan tertelan kebisuan. Tetapi ketika Anda mati, semuanya ‘muncul’ kembali, padahal itu semuanya tidak Anda butuhkan lagi. Lebih tragis lagi, ada orang yang hendak mengawetkan jasad Michael Joseph Jackson. Tanpa sadar tindakan ini sama halnya mengabadikan dan mempublikasikan perjalanan hidup beliau yang tentu punya sisi terang dan sisi gelap. Sisi terang itu tentu membahagiakan keturunannya an keluarganya, tetapi sisi gelapnya tentu jadi persoalan tersendiri bagi kehidupan keturunannya dan keluarganya. Memang kadang jalan pikiran manusia itu membingungkan, sukar dipahami, dan kita bingung apa alasan diawetkan. Apa tidak lebih baik dia dimakamkan dalam ketenangan dan mendoakannya biar beliau hidup tenang di dunia sana?
4. Manusia nampaknya suka yang heboh-heboh, sehingga seakan-akan suka menciptakan kehebohan. Coba kita simak berita-berita yang muncul setelah kematian beliau, wah banyak sekali, bahkan ada yang buat kehebohan sehubungan dengan agama beliau. Loh kog setelah mati ini jadi dipersoalkan? Mungkin kalau seseorang yang semasa hidupnya adalah penjahat atau mafia besar, tentu orang tidak akan mempersoalkan agamanya apa dan dimakamkan dengan cara agama apa.
Masih banyak lagi yang bisa kita petik sebagai pelajaran dan permenungan.Semuanya tentu tiak mungkin dimuat disini karena tidak akan muat, bahkan juga mungkin akan membuat ada bosan, atau malah tersinggung karena merasa gak sesuai dengan pemikiran para saudara. Apapun tanggapan Anda, itu hak Anda. Tetapi ingat, hidup ini bukan milik kita sendiri, tetapi Dia yang memberi kita hidup. Sekian dulu.