SALAM MARIA PENUH RAHMAT, TUHAN SERTAMU. TERPUJILAH ENGKAU DI ANTARA WANITA, DAN TERPUJILAH BUAH TUBUHMU YESUS. SANTA MARIA BUNDA ALLAH, DOAKANLAH KAMI ORANG YANG BERDOSA INI, SEKARANG DAN WAKTU KAMI MATI. AMIN.

INSTALASI USKUP AGUNG MEDAN

Hari Minggu 22 Februari 2009 merupakan hari bersejarah bagi Gereja Keuskupan Agung Medan, karena paa hari itu diadakan Instalasi Uskup Agung yang baru: penyerahan tongkat penggembalaan dari Mgr. A.G.Pius Datubara kepada Mgr. Anicetus B. Sinaga.

Pelayanan dan Pastoral (Umat Nias)

Pada hari Kamis - Jumat 26 s/d 27 November 2009, Pastor Anton bersama bapak S. Barasa, bapak T. Manao, Suster Margareta KSSY, Siprianus Manao dan Andre berkunjung ke stasi Panuntungan.

HIDUP BERMAKNA : BERBAGI BEKRAT

Apapun pemikiran orang, yang pasti adalah bahwa hidup yang bermakna dan menjadikan seseorang itu bahagia adalah bila seseorang itu bersyukur atas hidupnya sebagia karunia yang besar dari Tuhan.

NATAL MUDIKA 2009: SUKSES

UCAPAN TERIMA KASIH KARENA NATAL MUDIKA 2009 'BERTABUR BINTANG' BERJALAN DENGAN SANGAT BAIK.

PAROKI: SEJARAH KATOLIK DI DAIRI

MISI KATOLIK DI DAIRI (SEJARAH SINGKAT PAROKI SIDIKALANG).

PEMBANGUNAN GEREJA KATOLIK STASI SANTO PETRUS – LAE TARONDI PAKPAK BHARAT

Berdirinya Gereja Katolik di Salak ibukota Kabupaten Pakpak Bharat berawal dari kesepakatan lima keluarga umat Katolik yang ada saat itu.

HIDUP JADI BAHAGIA

GEREJA KATOLIK
STASI SANTO PETRUS - KABAN JULU
PAROKI “MARIA PERTOLONGAN ORANG KRISTEN” SIDIKALANG
KEUSKUPAN AGUNG MEDAN


Bangunan Gereja yang lagi Pembangunan-Makam Romo Koning O.Carm


MOHON DUKUNGAN, BANTUAN DANA DAN DOA KITA SEMUA
UNTUK PENYELESAIAN PEMBANGUNAN


"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati"
(Lukas 6:36)

Bantuan para saudara dapat disalurkan lewat:

Nama : ANTONIUS MANIK
BRI SIDIKALANG - DAIRI
No. : 0194-01-010662-50-6


Bukti transfer dapat di fax ke Sekretariat
Paroki 'Maria Pertolongan Orang Kristen' - Sidikalang(0627) 22050
atau dikonfirmasi melalui Email: paroki.mariapoksidikalang@gmail.com

Hormat kami atas nama semua umat Allah Stasi Kaban julu:

ROMO ANTONIUS MANIK O.CARMPastor Paroki, lagi merayakan Ekaristi di stasi yang belum memiliki Gedung Gereja

DEVOSI KEPADA BUNDA MARIA

ORANG BATAK DAN DEVOSI
Banyak orang mengatakan bahwa orang Batak tidak punya jiwa berdevosi, juga kepada Maria. Ada berbagai alasan yang diberikan atas pendapat tersebut; misalnya: Ada berapa banyak Gua Maria atau tempat Ziarah yang ada di Sumatera Utara ini? Tentu tidak seperti di jawa dan di tempat-tempat lain yang jumlahnya sangat banyak. Kalaupun ada tempat Ziarah, berapa banyak umat katolik yang berziarah ke sana? Tentu tidak sperti di tempat-tempat lain yang selalu dipadati para peziarah. Kalaupun di SuMut ada, misalnya di Maria Velankani di Tanjung Selamat Medan, di Taman Wisata Iman Sidikalang, tapi tidak orang yang sungguh-sungguh pergi ke sana untuk berziarah / berdevosi, umumnya ke sana untuk jalan-jalan saja.
Contoh juga di paroki kita di Sidikalang, ada Gua Maria yang sangat indah dan menelan biaya ratusan juta untuk membangunnya. Namun berapa umat yang menggunakannya sungguh-sungguh?
Mungkin data itu boleh benar, tetapi tentu bukan berarti dalam diri orang Batak tidak ada Jiwa Devosi (penghormatan kepada yang ILAHI dan orang-orang kudus). Justru orang Batak punya Religiositas yang sangat besar, sehingga dari dalam diri dan budaya Batak jiwa berdevosi itu punya potensi yang sangat besar pula. Ini sebenarnya menjadi suatu salah satu jalan bagi Gereja Katolik untuk masuk dalam budaya orang Batak. Orang katolik di sumatera Utara juga punya Devosi kepada Bunda Maria, hanya memang kurang ditampakkan mengingat hidup dalam lingkungan hidupnya yang mayoritas Protestan yang mana penghormatan Katolik kepada Maria sudah menjadi tantangan iman. Karena bagi Protestan, menghormati Maria dianggap suatu ‘pengilahian’ manusia selain Allah, karena Tuhan Allah yang Ilahai dan harus disembah. Paham orang Protestan itu jelas keliru. Katolik bukan mengilahikan Maria, bukan menyembah, tetapi menghormatinya sebagai Ibu Tuhan, perantara kehadiran keselamatan Allah, menghormati Maria sebagai teladan iman. Banyak lagi jawaban Katolik yang sebenarnya bisa dipakai untuk menjawbai ‘keberatan’ pihak protestan. Tapi kenyataannya BANYAK UMAT KATOLIK TIDAK MENCOBA MENCARI TAHU ajaran Katolik sehubungan dengan hal tersebut. Mungkin karena hal itulah salah satu penyebap bahwa umat Katolik khususnya Batak kurang tampak dalam devosinya kepada Maria.
Akan tetapi pada hari Senin 25 Mei 2009 sembilan, di paroki kita ada suatu peristiwa yang sangat luar bisa, yakni lingkungan MARIA RATU DAMAI - Sidikalang, mengadakan Devosi kepada Maria yang menjadi pelindung lingkungan mereka. Lingkungan ini mengadakan PERARAKAN BUNDA MARIA mulai dari jalan Boang menuju Gua Maria yang ada di Gereja Paroki. Di Gua Maria ditutup dengan misa penutup olah P. Antonius Manik O.Carm dan dan juga diakhiri dengan makan laffet bersama. Ini merupakan suatu peristiwa iman yang luar biasa. Kegiatan itu diikuti dengan banyak umat lingkungan Maria Ratu Damai, juga lingkungan lain. Allah sungguh berperan dalam kegiatan tersebut.
Perarakan dimulai pukul 7 malam, Patung Munda Maria diarak di atas kendaraan pik up, sedangkan umat berjalan di belakang patung bunda maria dengan memang lilin di tangan. Peserta dengan penuh keyakinan berarak sambil mendaraskan nyanyian dan doa Rosario. Saat perarakan hingga awal Ekaristi lampu di Dairi Padam. Namun dengan padamnya lampu justru menambah keagungan kegiatan tersebut. Di sepanjang jalan yang dilalui, semua orang melihat dan pasti mereka terkagum-kagum. Pandangan orang banyak yang dilalui, yang tentunya mereka Protestan, tidak membuat mereka merasa terganggu. Dalam hal ini Perarakan Patung Bunda Maria, bukan untuk show tetapi penghayatan iman kepada Yesus lewat devosi kepada ibu-Nya Maria. Dengan kegiatan tersebut, umat seakan berkata, “Ini kami Katolik yang menghormati Maria”.
PROFICIAT bagi Pengurus dan Lingkungan MARIA RATU DAMAI. Mungkin baru ini pertama kali di lakukan di paroki Sidkalang. Ini menjadi suatu bukani tidak benar opini yang mengatakan bahwa orang Batak tidak punya jiwa Devosi juga kepada Maria. Orang banyak sangat mempunyai Devosi, hanya kurang berani menghayatinya.
Semoga apa yang mereka lakukan menjadi dorongan bagi yang lain, juga umat separoki agar berani menghayati iman Katoliknya dan Devosi kepada Maria.

RENUNGAN HARIAN

RENUNGAN HARIAN BAHASA TOBA :
Senin 1 Juni 2009
Tb 1:1a.2a.3:2:1b-8; Mrk 12:1-12

Gabe ditangkup nasida ma ibana, dipusa ma, jala tu balian ni porlak anggur i nama didanggurhon”

Jot-jot do masa ta ida di bona pasogit, ima molo tingki masa ulaon panen, rupani i panen eme manang durian, somalna Gareja gabe kosong, paling-paling na margareja olo do holan 5 persen sian sude bilang-bilang ni umat. Songoni muse do ra di angka dongan di kota, ima dung mamora, nunga lupa be di ari Minggu na ingkon margareja. Ari Minggu di pangke kesempatan laho rekreasi, pasudahon hepeng naung didapotna. Ido haroa bangko ni hajolmaonta. Hape molo tingki pogos dope, songon i ma tung mansai ringgasna margareja, alai olo do muse hapogosan i dipangke gabe sidalian laho ndang mampardulihon haporseaonna dohot huriana. Adong muse do na asing, ima tung pe mamora ibana, songoni ma holitna, durung-durung na sarupa dohot during-durung ni na pogos. Boasa masa songoni?
Ra ala hurang do dihaporseai aha na didok ni Tuhan sadari on tu hita, ima na paingothon bahwa nunga dilehon Debata tu hita ngolu, dilehon muse tu hita hapistaron manang gogo, dilehon muse tu hita angka naung dijadihonsa laho ta pangke di parngoluanta. Saluhutna I silehon-lehon ni Debata do na ingkon ta pangke denggan, jala tontu taboto ma nian mandok mauliate tu Ibana. Alai na amsa, hurang do diantusi joma I saluhutna I, dietong do aha na adong di ibana holan alani gogona do, holan alani hamaloonna sambing do, alani I gabe ditadinghon Debata.
Dibahen I, ta parrohahon ma hat ni Tuhan sadari on, unang annon alani losok ni rohanta, gabe dibuat Tuhan saluhutna sian hita. Manang ise naung manjalo godang pasu-pasu, lam tugodangna ma nian hata mauliatena tu Tuhan jala lam tu malona mandok mauliate tu Tuhan.

GEREJA KATOLIK SIDIKALANG-KEPENGURUSAN

SUSUNAN DEWAN PASTORAL
DAN PENGURUS LINGKUNGAN DAN STASI
PAROKI “MARIA PERTOLONGAN ORANG KRISTEN”
PERIODE DESEMBER 2007 S/DDESEMBER 2010
I.DEWAN PASTORAL PAROKI HARIAN
No.

TUGAS

NAMA

1.1.Ketua Umum: PASTOR ANTONIUS MANIK O.CARM
1.2.Wakil Ketua Umum: PASTOR LUKAS JOKO O.CARM
1.3.Ketua I: DIRMAN SAGALA
1.4.Ketua II TUGAS: BINTARA TURNIP S.H.
1.5.Sekretaris I: JINTAR HABEAHAN
1.6.Sekretaris II: SANTUS BARASA S.Ag.
1.7.Bendahara: ALBERTUS SUWOKO

1.8. Anggota: 1. DRS. YOHANES KOLA KERAF

- Anggota: 2. M.M SIHOTANG B.A.

- Anggota: 3. DRA. MASNI TARIGAN

- Anggota: 4. DRS. RAMSES SITANGGANG S.Ag.

- Anggota: 5. G.M. SIMBOLON

- Anggota: 6. GIDEON CIBRO

- Anggota: 7. PERPULUNGAN GINTING
II.DEWAN PASTORAL PAROKI PRESIDIUM
2.1.Semua anggota DPPH dan Ketua-ketua Lingkungan Kota dan Rayon
2.2.BIDANG KELUARGA, KOORDINATOR: DRS. JOHANES KOLA KERAF

1.Seksi Pendampingan Keluarga

Ketua: DRS. SARMAN SILALAHI

Anggota: DRS. JAMINTAN SIBORO


: DRS. JAPAET SIGALINGGING

Ketua: SIHAR PURBA S.H.

Ketua: SR. DESIDERIA SARAGIH KSSY / SR. CORNELIA TUMANGGOR KSSY

2.Seksi Mudika

Ketua: PAULUS SAING S.Pd.

Anggota: DRS. JUBEN SIMBOLON

Anggota: DRS. NELSON SINURAT

Anggota: DRS. JUBEN SIMBOLON (+)

Anggota: RINTO SEMBIRING S.Pd.

Anggota: DERMAWAN GINTING A.Md.

Anggota: RAMLI SIMBOLON

3.Seksi Areka

Ketua: RIANTO O. PURBA S.Pd.

Anggota: ANNA FRIDA YAP

Anggota: ROSMAIDA BR. AMBARITA

Anggota: SR. SELESTINA SIANIPAR KSSY /

4.Seksi Asmika / Minggu Gembira

Ketua: M. SIMON SITUMORANG

Anggota: IBU M.R. TAMBUNAN

Anggota: JONSON F. SINAGA S.Pd.

Anggota: ROIDA BR. SIHOMBING S.Ag.

Anggota: SR. KRISTELLA SITOHANG KSSY
2.3.BIDANG KATEKETIK, KOORDINATOR: M.M SIHOTANG S.Ag.

1Seksi Bina Lanjut Pengurus

Ketua: PITUAN GULTOM S.Ag.

Anggota: LIANDER PANDIANGAN S.Pd.

Anggota: DRS. NELSON SINURAT

2.Seksi Bina Iman (Baptis, Komuni I, Krisma)

Ketua: BONARSIUS SIMARMATA

Anggota: RICHARD MARBUN

Anggota: SR. RAFAEL SIMANGUNSONG, KSSY

3.Seksi Evangelisasi dan Kitab Suci

Ketua: G.M. SIMBOLON

Anggota: TOBIAS MANAŐ
2.4.BIDANG LITURGI KOORDINATOR: DRA. MASNI BR.TARIGAN

1.Seksi Liturgi

Ketua: DRS. JOHANES KOLA KERAF

Anggota: IBU ANNA NAHAMPUN

Anggota: SR. HENRIKA GULTOM KSSY

2.Seksi Musik Liturgi

Ketua: JUVENALIS GULTOM S.Ag.

Anggota: JETOR NAHAMPUN

Anggota: IBU R. BR. PURBA
2.4.BIDANG P. S. E.: G. M. SIMBOLON

1.Seksi Pertanian dan Peternakan

Ketua: JAMULIA NAIBAHO

Anggota: Ir. JHON SIANTURI

Anggota: NGOLU NAIBAHO

2.Seksi UKM dan Sosial Gereja

Ketua: KASMIN SIMARMATA

Anggota: ARIFIN SILALAHI S.Pd.

Anggota: NGOLU NAIBAHO
2.5.BIDANG KERASULAN: DRS. RAMSES SITANGGANG

1.Seksi Hubungan antar-Agama /Kepercayaan dan Kemasyarakatan

Ketua: DRS. MANIHAR TUMANGGOR

Anggota: DRS. SILAS SIHOMBING

2.Seksi Kelompok Kategorial: Karismatik, WKRI, Pemuda Katolik, dll.

Ketua: DRS. ROBERTUS SIMARMATA

Anggota: DOSI RAJA SIMARMATA S.H.

3.Seksi Pendampingan Guru Agama Katolik

Ketua: SANTUS BARASA S.Ag.

Anggota: DRS. PANOGUAN MALAU M.Pd.
2.6.BIDANG INFOKOM : GIDEON CIBRO

1.Seksi Publikasi dan Seksi Dokumentasi

Ketua: SORANG TUMANGGOR S.Ag.

Anggota: BERNARDUS MUNTHE S.Ag.
2.7.BIDANG BANGUNAN FISIK

Ketua: PERPULUNGAN GINTING

Anggota: SEBASTIANUS TINAMBUNAN S.H. M.Pd.

Anggota: DAPOT HASUDUNGAN TAMBA M.Si.

Anggota: MIMPIN SEMBIRING

Anggota: STEFANUS SURBAKTI
III.DEWAN PASTORAL PAROKI PARIPURNA
3.1.Dewan Pastoral Paroki Presidium
3.2.Para Pengurus Stasi / lingkungan
3.3.Kelompok /undangan
III.DEWAN PASTORAL PAROKI PARIPURNA
IV. BPGARK (BADAN PENGURUS GEREJA AMAL ROMA KATOLIK)

Ketua: PASTOR PAROKI

Wakil Ketua 1: P. KAPELAN

Wakil Ketua 2: DIRMAN SAGALA

Ketua: JINTAR HABEAHAN

Bendahara: ALBERTUS SUWOKO

Anggota1. DRS. YOHANES KOLA KERAF

Anggota2. M.M SIHOTANG S.Ag.

Anggota3. DRS. RAMSES SITANGGANG

Anggota4. GIDEON CIBRO

Anggota5. PERPULUNGAN GINTING

Anggota6. SANTUS BARASA S.Ag.

Anggota7. BINTARA TURNIP S.H.

Anggota8. SEBASTIANUS TINAMBUNAN S.H. M.Pd.

Anggota9. SIHAR PURBA S.H.,M.Min.
V.KETUA-KETUA LINGUNGAN (terdiri atas 13 Lingkungan)
1.Lingkungan St. Antonius : PERPULUNGEN GINTING
2.:Lingkungan St. Agustinus : ANJAS MANIK
3.Lingkungan Sta. Elisabeth : JOHANNES KERAF
4.Lingkungan St. Fransiskus: JHONSON F. SINAGA
5.Lingkungan Sta. Maria Ratu : Santus Barasa
6.Lingkungan St. Mikael: KASMIN SIMARMATA
7.Lingkungan St. Markus : R. TARIGAN
8.Lingkungan St. Paulus : MINTON SIALLAGAN
9.Lingkungan St. Petrus : MARTUA MARIANUS SIHOTANG
10Lingkungan St. Tomas :JAMINTAN SIBORO
11.Lingkungan Sta. Teresia : LIANDER PANDIANGAN
12Lingkungan St. Yohanes : M. SIMAMORA
13Lingkungan St. Yosep: OSMAN NAINGGOLAN
VI.KETUA-KETUA STASI (Terdiri atas 41 Stasi dalam 3 kabupaten)

RAYON SITINJO ( 6 Stasi)
1.STASI PANJI BAKO : RUDDIN SIMATUPANG
2.STASI SITINJO : MANGINAR SITUMORANG
3.STASI BANGUN : RELLUS SIMBOLON
4.STASI SIGALINGGING : MALIATER MARPAUNG
5.STASI PANGIRINGAN : OLIPER SITUMORANG
6.STASI SIMALLOPUK : VICTOR ROMULUS SITUMORANG

RAYON SUNGAI RAYA ( Terdiri atas 6 Stasi)
7.STASI SUNGAI RAYA : PAULUS SITUMORANG
8.STASI BORNO : ELJON SIMBOLON
9.STASI KILO METER 11: ANDREAS TARIGAN
10.STASI SILUMBOYAH : MANGASI SIMANULLANG
11.STASI BAKAL JULU : HASOLOAN SIMBOLON
12STASI SIKARAHUNG : LAMBOK PASARIBU

RAYON SANTA TERESIA ( Terdiri Atas 5 Stasi )
13STASI SIDIANGKAT : SAMIN SITUNGKIR
14STASI PANJI DABUTAR: JANNER BUTAR-BUTAR
15STASI JUMA TAKAR :JARITU SITOHANG
16STASI KARING:D.MANULLANG
17.STASI TAMBUNAN :NIKSON BINTANG

RAYON BUNTU RAJA ( Terdiri atas 4 Stasi)
18.STASI KABAN JULU : ROMULUS SITANGGANG
19STASI JUMA TEGUH : JAMIDIN SIMBOLON
20STASI JUMAN TUANG: MAJU SINAGA
21STASI BUNTU RAJA :KADIAMAN PANDIANGAN

RAYON RAJA NGAMPU ( Terdiri ata 5 Stasi )
22STASI TANGGA RUBE: JINTER MANIHURUK
23STASI RAJA NGAMPU: RUNSEN BERLIAMIN SILALAHI
24STASI BINJARA: ALIM JOSEP MALAU
25STASI TEMBA :HOTDIMAN SAGALA
26STASI SALUKSUK : ROBINSON TAMPUBOLON

RAYON SIM-SIM ( Kabupaten Pakpak Bharat, 12 Stasi )
27.STASI SILEUH: LAMOHAR SINAMO
28.STASI TINADA: FRANDO MUNTHE
29.STASI SUMBUL TERAJU: LAHER CIBRO
30.STASI JAMBU REA:LUTER PADANG
31.STASI RESDES RADEN :MARAMAN TUMANGGER
32STASI RUBE HAJI : NARE TUMANGGER
33.STASI LAE TERONDI: DERITA BERUTU
34.STASI MUNGKUR SONDEL: MANGIRING BANCIN
35.STASI SIMPERBUNG:MULA KLEMEN BERUTU
36.STASI SINDERUNG: MILU MANIK

RAYON SINGKIL ( Aceh Selatan , 4 stasi)
37.STASI LE MERAMPAT : BAPAK SITUMORANG
38.STASI PENANGGALAN : M. SITUMORANG
39STASI MANDUMPANG : JUANG MANIK
40STASI SEIBAGINDAR : J. SINURAT
41.PENUNTUNGAN: BAPAK BULELE

PASTORAL DAN PELAYANAN

HIDUP DALAM PELAYANAN
PENUNTUNGAN...
MENUJU... PERUNTUNGAN!



Pengantar

Hari Senin, 13 Agustus 2007 pukul 06 pagi, Di Tengah Hutan

Penuntungan sebuah perkampungan terpencil di tengah hutan, dihuni sekitar 25 KK umat Katolik perantau dari Nias Selatan, umumnya dari Kecamatan Amandaya dan Togizita. Awalnya sekitar awal tahun 2000 beberapa bapak-bapak berangkat dari Nias Selatan ke Singkil, Aceh Selatan menjadi buruh pundak kayu tebang (lodging) yang marak dan menjanjikan uang pada masa itu. Kemiskinan dan kesulitan mata pencaharian di Amandaya dan Togizita, Nias Selatan membuat mereka eksodus.
Ketika belakangan ini illegal lodging dilarang, sangat berdampak bagi kehidupan mereka. Mereka kehilangan pekerjaan. Ada sebagian terpaksa pulang kampung ke Nias, namun sebagian berjuang mempertahankan hidup di Aceh Selatan dengan berburu Babi Hutan ke hutan belantara secara berkelompok. Lelah dalam pengembaraan di hutan ini membuat mereka sampai pada suatu tempat perhentian yaitu Penuntungan. Di tengah hutan Penuntungan ini mereka mencoba menggarap lahan untuk bercocok tanam. Akhir tahun 2004, ketika terjadi gempa yang memporakporandakan harta benda dan merenggut jiwa sebagian keluarga yang mereka tinggalkan di Nias, membuat mereka pulang ke Nias dan memboyong keluarga ke Penuntungan, Aceh Selatan. Awal tahun 2006 pernah 35 KK orang Nias yang tinggal di Penuntungan dengan menempati gubuk-gubuk yang sangat tidak layak. Bisa satu gubuk dihuni oleh tiga kepala keluarga.
Perkampungan Penuntungan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki selama 4 jam perjalanan dari Penanggalan, ibukota suatu kecamatan di Kotamadya Sumbulsalam, menyusuri lereng bukit, hutan belantara, dan menyeberangi sungai. Jika mereka ingin menjual hasil perladangan dan buruannya serta membeli kebutuhan-kebutuhan hidup, mereka harus menempuh waktu dan jarak yang sangat jauh dengan berjalan kaki ke Penanggalan.


Terisolasi

Keterisolasian ini membuat mereka tertutup dari banyak informasi dan pelayanan publik. Anak-anak usia sekolah yang cukup banyak di kampung ini tidak pernah mengecap pendidikan formal berupa sekolah. Tampak dari perangai anak-anak mereka bahwa asupan giji sangat buruk dan tak pernah ada pelayanan kesehatan bagi mereka. Luputnya mereka dari perhatian dan layanan pihak pemerintah, tidak hanya karena sulitnya medan, tetapi juga karena mereka di wilayah “Serambi Mekah”, yang sebelumnya mereka tidak mengerti apa itu.
Warga sekitar tentu tidak menghendaki keberadaan mereka. Setiap ada orang mengunjungi mereka selalu dicurigai oleh warga sekitar. Ruang gerak pelayanan iman terhadap mereka selalu terbatas.

Titik Terang


Setelah Pastor Antonius Manik, O.Carm dengan berbagai cara mengadakan kontak dan mengunjungi umat di Penuntungan, seberkas sinar mulai menembus kegelapan hidup mereka. Lokasi untuk perkampungan bisa dibeli dari pemilik ladang warga setempat di lokasi yang lebih baik, karena sebelumnya mereka mendirikan gubuk-gubuk di daerah yang sering banjir ketika sungai Penuntungan meluap. Beberapa anak mereka disekolahkan di Sidikalang dan ada seorang sedang belajar di PGSD kelak diharapkan menjadi guru bagi anak-anak usia sekolah di tempat itu. Pembangunan rumah-rumah yang tertata di lokasi perkampungan sedang berjalan atas swadaya dan gotongroyong mereka serta sebagian dibantu paroki Sidikalang berupa atap seng, paku-paku, dan minyak singso.
Dalam menyertai kunjungannya ke Penuntungan, Pastor Antonius Manik, O.Carm, menuturkan kepada kami: “Langkah pertama untuk membebaskan mereka adalah menyadarkan mereka akan kenyataan bahwa mereka diliputi kemiskinan. Justru karena itulah sepertinya kepada mereka lama baru diberi bantuan, ada sekitar satu setengah tahun, baru kita realisasikan untuk membantu pembangunan pemukiman mereka. Kemiskinan mereka itu terjadi dalam segala bidang kehidupan.” Beliau mengatakan, apa gunanya membebaskan seseorang kalau dia tidak ingin dibebaskan? Mereka sendiri harus mengusahakan dan memperjuangkan kebebasannya, walaupun kebebasan itu adalah hak mereka. Mereka harus berbuat sesuatu. Ketika mereka sadar akan kemiskinannya, mereka mulai berjuang untuk membenahi diri. Ketika Pastor ini mulai yakin bahwa mereka sudah sadar akan kenyataan hidup mereka, ditandai dengan munculnya pemimpin dari antara mereka yang melaksanakan inspirasi mereka. Kini mereka telah mempunyai Kartu Tanda Penduduk, dengan itu diakui keberadaan mereka sebagai warga setempat. Status menetap dan pengolahan lahan pertanian walaupun masih sangat tradisional, meyakinkan Pastor Anton untuk membantu pendirian pemukiman bagi mereka. “Mobilitas sangat tinggi bagi perantau asal Nias ini. Awalnya mereka ada sekitar 60 KK tinggal di sini, tetapi kini yang bertahan hanya 24 KK. Yang lainnya kembali mengembara di hutan sambil berburu ‘Wangkah’ (Babi Hutan). 24 KK yang bertahan menetap inilah yang sekarang menjadi prioritas perhatian kita. Buah doa dari yang bertahan dan setia inilah yang kita salurkan sekarang”, ungkap Pastor yang suka bertukang ini.
Pastor Lukas Joko Prasetyo, O. Carm, yang turut dalam rombongan, yang baru pertama kali ke Penuntungan karena selama ini terbatas gerak kunjungan ke daerah itu oleh tuduhan kristenisasi, berkesan: “Perjumpaan dengan orang yang sangat sederhana, polos, dan haus akan “sentuhan” luar itu meneguhkan panggilan saya untuk semakin bersyukur kepada Tuhan dan semakin berbela rasa dengan orang-orang kecil.” Penulis semakin meneguhkan kesan Pastor ini sambil berseloro ketika melihat kaki beliau berlumuran darah akibat digigit pacat atau lintah setelah sampai di Penanggalan: “Bukan hanya hati Pastor yang didambakan mereka, tetapi darah Pastor pun harus tercurah bagi mereka, sebagaimana diisyaratkan dengan kucuran darah pastor itu”. Pastor yang gemar senyum ini pun tertawa.




Pastor Antonius Manik O.Carm, bergaya di depan Gedung serba guna yang digunakan unt8uk pembinaan anak-anak dan sekaligus sebagai Gereja.





(Sorang Tumanggor, S.Ag)




BERITA KARMEL CUP


PANITIA PELAKSANA
PERTEMUAN MUDA-MUDI PAROKI KARMEL (CARMEL CUP)

Sekretariat : Jl. Merga Silima 1 Sidikalang 22211-Dairi, Telp. 0627-21240


1. PENGANTAR
Dalam dunia yang semakin berkembang, Gereja dihadapkan pada pertanyan – pertanyaan tentang perkembangan dunia modern, tentang peranan manusia dan alam semesta secara perorangan maupun bersama – sama dan tujuan akhir dunia dan manusia.
Seorang Katolik adalah orang biasa, berasal dari keluarga yang butuh pendidikan, berkembang dan diharapkan ikut membangun masyarakat dengan iman Katolik. Dalam hal agama, orang Katolik memiliki banyak kesamaan dengan orang lain, khususnya bagi orang yang mengatakan dirinya Kristen, karena hidupnya berpusat pada Yesus Kristus.
Seiring perkembangan jaman dan dihubungkan dengan anggapan bahwa agama itu sama semua, maka generasi muda (Mudika) tidak lagi percaya diri mengatakan bahwa agama Katolik yang paling benar bagi dirinya. Hal ini mengakibatkan :
· Kurangnya militansi kekatolikan umat
· Tidak banyak lagi muncul tokoh awam maupun pemimpin Katolik yang tangguh dan beriman teguh
· Kaum muda tidak peduli dengan kehidupan iman dan perkembangan Gerejanya
Kegiatan Karmel cup salah satu dari sekian banyak cara yang dapat dilakukan Gereja untuk mengatasi akibat perkembangan dunia modern khususnya bagi generasi muda (Mudika) sehingga mampu :

· Membuka diri terhadap yang transenden
· Membangun solidaritas dengan sesama
· Mengolah dan memelihara alam semesta
· dan membangun diri sendiri

Kali ini Karmel cup tidak hanya pembinaan terhadap mudika saja, tetapi juga kepada kaum Bapak / Ibu Muda Katolik. Ini dapat dilihat dari kepercayaan Dewan Pastoral Paroki “Maria Pertolongan Orang Kristen” kepada panitia yang seluruhnya masih orang – orang muda. Karenanya kami panitia sangat mengharapkan dukungan moril dan material dari semua umat, sehingga Karmel cup dapat terlaksana sesuai dengan harapan Gereja dan masyarakat.

2. LATAR BELAKANG
· Ordo Karmel (khususnya Wilayah Sumatera Utara) sejak awal melihat sangat perlu pembinaan generasi muda (Mudika) seiring dengan perkembangan dunia modern
· Komunikasi dan kebersamaan Mudika dalam ruang lingkup yang lebih besar perlu ditingkatkan
· Merupakan kegiatan tetap / berkesinambungan yang dilaksanakan 1 x …tahun, dan kali ini adalah Karmel cup yang ke …
· Kepanitiaan / tuan rumah dilakukan secara bergilir antar semua Paroki Karmel Sumatera Utara.

3. TUJUAN PELAKSANAAN
· Peningkatan, pemahaman, penghayatan tentang iman Katolik bagi Mudika
· Membangun solidaritas sesama Mudika
· Pengembangan diri para Mudika itu sendiri
· Memotivasi Mudika atas hidup membiara

4. TEMA
Tema : Menuju Generasi Muda Katolik yang beriman dan berkualitas
Sub Tema : Generasi Muda Katolik yang beriman dan berkualitas diharapkan dapat menjaga kesinambungan kader Gereja Katolik di masa depan

5. WAKTU PELAKSANAAN / TEMPAT
Kegiatan berlangsung : Tanggal 29,30Juni s/d 1 Juli 2009
Tempat : Paroki Maria Pertolongan Orang Kristen Sidikalang
Jadwal kegiatan : Terlampir (lampiran 1)

6. JENIS KEGIATAN
· Ceramah (Aksi Panggilan / Hidup dalam masyarakat)
· Perlombaan / Pertandingan
- Koor
- Kuis Kitab Suci
- Mazmur
- Olah Raga (Volly Putra)
- Lomba ketangkasan (Putri)
· Program Penghijauan (Penanaman Pohon)

7. SASARAN
Peserta pada kegiatan Karmel cup kurang lebih 500 orang, merupakan Mudika utusan dari 8 paroki Karmel yaitu :
Paroki Maria Pertolongan Orang Kristen – Sidikalang
Paroki Maria Gunung Karmel – Tiga Lingga
Paroki St. Petrus dan Paulus – Parongil
Paroki St. Dionisius – Sumbul
Paroki Sakramen Maha Kudus – Kisaran
Paroki Kristus Raja – Perdagangan
Paroki St. Mikael – Tanjung Balai
Paroki St. Paulus Pasar Merah – Medan

8. TAKSASI BIAYA
Terlampir (Lampiran 2)

9. PANITIA PELAKSANA
Terlampir (Lampiran 3)

10. PENUTUP

HORMAT KAMI
PANITIA CARMEL CUP

Ketua


Paulus P. Saing, S.Pd
Sekretaris

Drs. Sarman Silalahi

Mengetahui,
Pastor Paroki Sidikalang

Pastor Antonius Manik, O. Carm


Lampiran 1
RANCANGAN SUSUNAN ACARA
CARMEL CUP 24 – 26 JUNI 2009


Tanggal 24 Juni (Hari I)
1. Chek In : 12.00 – 14.00 WIB
2. Misa Pembukaan : 14.00 – 16.00 WIB
3. Perkenalan / Kata – kata sambutan : 16.00 – 18.00 WIB
4. Istirahat / Makan Malam : 18.00 – 19.00 WIB
5. Lomba Koor dan Mazmur : 19.00 – 20.30 WIB
6. Kuis Kitab Suci : 20.30 – 22.30 WIB
7. Ibadat Malam : 22.30 – 23.15 WIB

I S T I R A H A T ( M O D O M )

Tanggal 25 Juni (Hari II)
1. Ibadat pagi : 06.00 – 07.00 WIB
2. Sarapan Pagi : 07.00 – 08.00 WIB
3. Ceramah : 08.00 – 10.00 WIB
4. Bola Volly (Olah Raga) : 10.00 – 13.00 WIB
5. Makan Siang : 13.00 – 14.00 WIB
6. Bola Volly (Olah Raga) : 14.00 – 18.00 WIB
7. Istirahat / Makan Malam : 18.00 – 19.00 WIB
8. Aksi Panggilan : 19.00 – 22.00 WIB
9. Ibadat Malam : 22.00 – 23.00 WIB

I S T I R A H A T ( M O D O M )
Tanggal 26 Juni (Hari III)
1. Ibadat pagi : 06.00 – 07.00 WIB
2. Sarapan Pagi : 07.00 – 08.00 WIB
3. Penghijauan : 08.00 – 10.00 WIB
4. Misa Penutupan : 10.00 – 12.00 WIB
5. Penutupan / Pengumuman Pemenang : 12.00 – 13.00 WIB
6. Makan Siang : 13.00 – 14.00 WIB

S A Y O N A R A . . .

Lampiran 2


ANGGARAN DANA PENDANAAN


A. PENGELUARAN
Seksi Konsumsi :

- Makan 600 x 7 x Rp.12.000,- = Rp. 50.400.000,-
- Snack 600 x 4 x Rp. 3.000,- = Rp. 7.200.000,-

Seksi Tempat / Peralatan :
- Tenda 12 buah x Rp 100.000,- = Rp. 2.400.000,-
- Panggung 1 buah x Rp. 300.000,- = Rp. 600.000,-
- Kursi 500 buah x Rp. 1.000,- = Rp. 1.000.000,-
- Sound System x Rp. 1.200.000,- = Rp. 2.400.000,-
- Tikar 70 buah x Rp.10.000,- = Rp. 700.000,-
- Lampu … = Rp. 500.000,-

Seksi Perlombaan / Pertandingan
a. Hadiah untuk setiap jenis perlombaan dan hadiah hiburan :
- Olah Raga = Rp. 1.900.000,-
- Koor = Rp. 1.650.000,-
- Kuis Kitab Suci = Rp. 350.000,-
- Mazmur = Rp. 210.000,-


b. Alat :
- 2 Bola Volly dan 2 Net = Rp. 700.000,-


c. Uang lelah Juri Koor 3 orang x Rp. 100.000,- = Rp. 300.000,-


d. Uang lelah Pembicara 1 orang = Rp. 1.000.000,-

Seksi Dokumentasi = Rp. 500.000,-
Seksi Keamanan = Rp. 200.000,-
Seksi Tamu = Rp. 1.500.000,-
Seksi Liturgi = Rp. 750.000,-
Seksi Kesehatan = Rp. 300.000,-
Biaya Transport pada kegiatan Penghijauan = Rp. 4.000.000,-
Sekretariat = Rp. 6.440.000,-
Total Pengeluaran = Rp. 85.000.000,-

B. PEMASUKAN
Partisipasi Paroki 7 x Rp. 2.000.000,- = Rp. 14.000.000,-
Partisipasi peserta 500 orang x Rp. 30.000,- = Rp. 15.000.000,-
Partisipasi Paroki (Umat Sidikalang) = Rp. 25.165.000,-
Total = Rp. 54.165.000,-

Donateur = Rp. 30.835.000,-

Pengeluaran = Rp. 85.000.000,-

Sehubungan dengan kegiatan ini, kami panitia hingga saat tulisan ini direvisi (23 Juni 2009) masih sangat kewalahan dalam hal dana. Panitia sudah berusaha dengan berbagai upaya untuk menggalang dana dari para donatur, namun tampaknya belum membuahkan hasil yang sangat membuaskan. Walaupun demikian, panitia masih tetap berusaha secara maksimal mungkin dan terus akan melaksanakan perayaan tersebut karena semuanya adalah demi pembinaan mudika yang menjadi generasi bangsa dan trutama Gereja dan sekaligus bentuk ungkapan trima kasih umat yang dalam hal ini diwakili Panitia, atas pelayanan Ordo Karmel bagi umat, karena perayaan tersebut sekaligus dengan perayaan 800 tahun Regula Karmel. Kami yakin bahwa niat baik panitia akan mendapat berkat dari Tuhan dan Tuhan akan tetap campur tangan untuk kegiatan yang baik tersebut. Namun walaupun demikian, kami sangat mengharapkan para Saudara khususnya para mudika yang dulunya pernah mengikuti Karmel Cup dan juga pernah dalam penggembalaan pastor karmel, mau menjadi tangan Tuhan yang membantu kami dalam penggalangan dana untuk kegiatan tersebut.
Bila ParaSaudara berkenan menjadi tangan dan alat Tuhan membantu kami dalam pendanaan kegiatan tersebut. Bila Para Saudara berkenan, sumbangan dan bantuan Para Saudara dapat dikirimkan ke


no rekening paroki Sidikalang:
BRI Cabang 0194 Sidikalang
No. Rekening : 0194-01-019758-50-8
Atas Nama : PAROKI MARIA PERTOLONGAN ORANG KRISTEN

Atas perhatian dan kebaikannya untuk membantu kami, kami ucapkan banyak terima kasih.
Hormat saya atas nama Panitia dan Kaum Muda Katolik

Pastor Antonius Manik O.carm

BERITA SEJARAH PENTING KAM

INSTALASI USKUP AGUNG MEDAN
MGR. ANICETUS B. SINAGA



Hari Minggu 22 Februari 2009 merupakan hari bersejarah bagi Gereja Keuskupan Agung Medan, karena paa hari itu diadakan Instalasi Uskup Agung yang baru: penyerahan tongkat penggembalaan dari Mgr. A.G.Pius Datubara kepada Mgr. Anicetus B. Sinaga. Para uskup yang hadir dalam perayaan ini disambut dengan dengan tortor, tari tradisional Batak Toba.

Berita ini tentu perlu dan menarik bagi Gereja kita dan secara khusus bagi umat katolik yang berasal dari Keuskupan Agung Medan atau dulu pernah tinggal di wilayah Gereja Keuskupan Agung Medan. Dari sebab itu, tulisan ini kami bagikan kepada para Saudara. Tulisan ini kami sadur dari Tulisan yang ada dalam Majalah KAM, tulisan Fr. Marihot Simanjuntak, MENJEMAAT (Menjalin Persaudaraan Umat), Nomor 3 XXXI Maret 2009, hlm. 3-5). Namun dalam tulisan ini, kami tambahkan beberapa hal yang tidak mengurangi keaslian tulisan dari saduran.

Upacara instalasi ini merupakan realisasi secara publik bulla yang dikeluarkan Tahta Suci dari Vatikan bahwa Yang Mulia Bapa Paus Benediktus XVI, berkat Penyelenggaraan Ilahi, telah menerima pengunduran diri Mgr. Alfred Gonti Pius Datubara, OFMCap. Ketentuan ini didasarkan pada isi Kitab Hukum Kanonik (KHK) kan. 401§1 bahwa seorang uskup diosesan yang sudah berusia genap tujuh puluh lima tahun, diminta untuk mengajukan pengunduran diri dari jabatannya kepada Paus, yang akan mengambil keputusan setelah mempertimbangkan segala keadaan. Surat telah dilayangkan kepada pihak Keuskupan Agung Medan dan ditandatangani oleh Mgr. Leopoldo Girelli, Nuntius Apostolik sebagai saksi. Sehubungan dengan diterimanya pengunduran diri Mgr. Pius Datubara sesuai dengan kan. 409 §1: Bila tahta keuskupan, untuk mana ia ditetapkan, asalkan jabatan itu dimilikinya secara legitim, maka Mgr. Anicetus B. Sinaga yang sebelumnya telah ditunjuk sebagai uskup koajutor, secara sah menduduki tahta uskup agung. Kedua kanon ini dapat dilihat sebagai dasar hukum instalasi uskup agung pada hari yang telah ditetapkan. Sungguh, ini merupakan peristiwa iman bagi Gereja di Keuskupan Agung Medan. Keuskupan dengan jumlah umat sekarang sekitar 512 ribu orang, tidak perlu lowong dengan berakhirnya masa jabatan uskup agung. Uskup koajutor yang telah ditunjuk oleh Tahta Suci, berhak mengganti secara langsung penggembalaan umat. Di hadapan seluruh umat yang hadir sebagai utusan dari 48 paroki, upacara penyerahan penggembalaan di Keuskupan Agung Medan diadakan di gereja Katedral Bunda Maria yang Dikandung Tak Bemoda Asal - Medan.
Sejumlah 78 imam se-KAM dan 15 orang uskup ikut berkonselebrasi sebagai tanda ucapan terima kasih atas pengabdian Mgr. Pius Datubara dan bentuk dukungan kepada Mgr. Anicetus Sinaga. Ribuan umat hadir memadati kompleks gereja Katedral dan SD-SMP St. Yoseph Pemuda Medan.
(*) {Suatu hal yang menarik, bahwa dalam perayaan ini juga diundang secara khusus para utusan dari paroki-paroki, bukan hanya para pastor tetapi juga 5 orang Dewan Pastoral Paroki dari semua paroki yang ada dalam wilayah KAM. Lebih menarik lagi, bahwa para utusan tersebut mendapat perhatian istimewa dalam perayaan in yang mana para imam ikut berkonselebrasi sedangkan para pengurus Geeja utusan paroki, mendapat tempat di bagian dalam Gereja. Maka kami utusan dari paroki Sidikalang sejumlah 6 orang (5 orang Dewan Pastoral Paroki an 1 pastor paroki) berangkat dari Sidikalang jam 5 pagi, sampai di Medan mampir dulu untuk mandi di Paroki Pasar Merah Medan, baru setelah itu berangkat ke Gereja Katedral Medan. Ketika sampai di Gereja Katedral Medan, umat sudah banyak yang hadir dan kami merasa bahwa kami tidak akan kebagian tempat duduk di dalam Gereja, akan mengikuti perayaan di luar Gereja lewat monitor yang disediakan. Mengikuti perayaan besar tersebut hanya lewat monitor televisi, bagi kami tentu suatu hal yang kurang menyenangkan mengingat kami berasal dari paroki yang di gunung-gunung, berangkat ke Medan dengan menempuh jarak perjalanan 5 jam. Namun ternyata pihak panitia mempersilahkan para pengurus Gereja utusan paroki diperkenankan menduduki tempat yang telah disediakan di dalam Gereja bersama dengan para utusan komisi dan organisisasi yang telah ditentukan.
Dari pengalaman hal yang nampaknya sepele ini, nyata bahwa perayaan ini adalah perayaan bersejarah dalam Gereja KAM. Hal itu kelihatan sepele, namun penuh dengan makna yang mengungkapkan penghargaan Gereja kepada para pengurus awam, yang menjadi rekan kerja para Uskup Agung, hirarki dan bahkan dalam wilayah KAM, para pengurus awam seringkali menjadi ujung tombak dalam pelayanan Gereja, mengingat wilayah KAM yang sangat luas dan kurangnya tenaga para imam.}
Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Mgr. Pius Datubara didampingi oleh Mgr. Anicetus Sinaga, Mgr. Leopoldo Girelli, dan Kardinal Julius Darmaatmadja serta Mgr. Martinus Situmorang.
Sekilas Penggembalaan Mgr Pius

Hampir 34 tahun lamanya Mgr. Pius Datubara memegang jabatan Uskup Agung Medan terhitung sejak 29 Juni 1975. Banyak perkembangan yang terjadi di wilayah Keuskupan Agung Medan. Wilayah penggembalaannya yang sangat luas meliputi Propinsi Sumatera Utara dan Nanggro Aceh Darussalam ditambah pertambahan umat yang cukup pesat. Sementara tenaga imam tidak memadai untuk melayani. Mgr. Pius telah berusaha melakukan yang terbaik untuk menggembalakan Keuskupan Agung Medan hingga akhir masa jabatannya. Mgr. Pius Datubara terlihat segar memimpin perayaan Ekaristi. Upacara penyerahan penggembalaan itu sendiri dilangsungkan dalam perayaan Ekaristi. Sesudah Injil dikumandangkan, komentator membacakan kepada publik bulla pergantian jabatan uskup agung yang dikeluarkan oleh Tahta Suci. Secara resmi tertanggal 12 Februari 2009, Pau Benediktus XVI telah menerima surat pengunduran diri Mgr. A.G. Pius Datubara seturut norma undang-undang Gereja dan dengan sendirinya uskup koajutor menjadi uskup agung. Sesudah pembacaan dekrit tersebut diadakan upacara penyerahan insignia jabatan uskup agung. Semua tanda-tanda jabatan uskup agung diserah terimakan.
Penyerahan Tongkat Gembala
Mgr. Pius Datubara secara langsung menyerahkan tongkat gembala kepada Mgr. Anicetus Sinaga dengan ucapan: "Terimalah tongkat kegembalaan ini dan gembalakanlah Umat Allah atas nama Tuhan kitaYesus Kristus". Tongkat gembala itu terbuat dari perak dan biasa dipegang oleh uskup pada saat berjalan dalam perarakan, pada saat memaklumkan Injil, pada saat memberikan berkat meriah dan pada saat menyampaikan amanat atau homili. Tongkat ini menjadi tanda wewenang seorang uskup sebagai gembala. Kepala tongkat yang berbentuk lengkung dihias dengan cukup indah. Saat dipegang, lengkung tongkat itu diarahkan kepada umat. Inilah makna dari tongkat gembala yan diserah-terimakan pada momen instalai uskup agung ini.

Penyerahan Katedra


Selanjutaya, Nuntius Apostolik Mgr. Leopoldo Girelli bersama dengan Mgr. Pius menghantar Mgr. Anicetus ke katedranya seraya berkata: "Dudukilah tahta Gembala Keuskupan Agung Medan dan gembalakanlah Umat dengan setia dan bakti, atas nama Tuhan kita Yesus Kristus".
Katedra sendiri berarti tahta atau kursi uskup yang ditempatkan di gereja katedral. Kursi tersebut memiliki sandaran tangan dan tumpuan kaki. Kursi ini merupakan sinibol kepemimpinan seorang uskup atas umat di keuskupannya. Setiap kali seorang uskup memimpin perayaan liturgi di gereja katedral, dia wajib duduk di katedranya. Kursi tersebut dibuat lebih tinggi sedikit dari kursi-kursi imam konselebran. Dengan demikian, kursi uskup ini juga mendapat penghargaan khusus seperti halnya perlengkapan gereja lainnya. Maka, setiap kali katedra uskup tidak dipakai, kursi itu selalu ditutup dengan kain. Inilah yang diserah-terimakan dalam peristiwa instalasi ini. Penyerahan insignia jabatan uskup agung ini menandakan secara simbolis dan sah Mgr. Anicetus Sinaga telah menyandang 'segala kuasa jabatan, sendiri dan langsung, yang perlu untuk melaksanakan tugas pastoralnya (KHK kan. 381), yakni kuasa legislatif, eksekutif, dan yudikatif menurut norma hukum (KHK kan. 391). Dengan ini, semua Umat Allah di Keuskupan Agung Medan digembalakan oleh seorang uskup agung yakni Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga. Penetapan ini disambut meriah dengan tepuk tangan. Lalu, sebagai tanda ketaatan utusan para imam yang dalam hal ini diwakili oleh ketua-ketua Dewan Eilayah (Dewil), Perwakilan Lembaga Hidup Bakti (LHB), dan perwakilan umat dan juga perwakilan kelompok-kelompok kategorial yang ada di KAM diperkenankan menyampaikan ucapan selamat kepada uskup agung yang baik .

Ajakan Mgr Martinus Situmorang

Ungkapan rasa syukur ini dirangkai dengan sangat menarik oleh Mgr. Martinus D. Situmorang dalam homili yang cukup singkat tapi bemas. Pertama-tama diungkapkan rasa syukur atas keceriaan dan kemudaan yang tampak di wajah kedua Bapa Uskup. Keceriaan itu tentu didasarkan pada suatu ungkapan iman tentang Yesus. "Kepercayaan kepada Tuhan, itulah landasan hidup yang tak akan tergoyahkan", ungkapnya. Bukan karena kecanggihan komunikasi atau kemewahan dunia, Petrus si Batu Karang itu melanjutkan karya misi Yesus di dunia untuk menyelamatkan manusia, melainkan pengakuan yang tulus dan dalam akan Mesias yang terurapi. Kesadaran atas sikap kegembalaan demikian menjadi kekuatan untuk melayani umat yang dipercayakan Tuhan. Tuhan sendiri telah berpesan agar para pemimpin jemaat menggembalakan umat bukan dengan kekuasaan atau kepuasan duniawi, tetapi dengan pelayanan kepada umat yang telah ditebus dengan Tubuh dan Darah-Nya. Melayani dengan setia dan tanpa pamrih untuk membangun Kerajaan Allah di dunia itulah yang dituntut dari seorang gembala. Menurut beliau, umat di Keuskupan Agung Medan yang cukup majemuk hendaknya mampu mengungkapkan diri sebagai tanda kehadiran Allah dan saluran rahmat ilahi. Sembari membuat tekad bangkit dan bergerak menuju arah yang lebih baik, Mgr. Martinus mengajak seluruh umat yang ada di KAM untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besanya atas pengabdian dan pelayanan Mgr. Pius Datubara dan bergembira bersama menyambut uskup agung yang baru.
Dengan penetapan ini, sekali lagi ditegaskan bahwa Mgr. Anicetus adalah satu-satunya gembala di keuskupan ini saat ini. Penerimaan ini diharapkan dapat menghalaukan segala bentuk godaan emosional untuk hanyut dan cenderung membentuk faksi. Hal-hal semacam itu berasal dari si jahat yang sesegera mungkin harus kita musnahkan" tandasnya. Seluruh rangkaian perayaan ekaristi dikemas dengan sangat menarik dan anggun. Dekorasi altar yang indah menambah kekhusukan dan kekhidmatan perayaan penyerahan penggembalaan Keuskupan Agung Medan. Sesudah resmi ditetapkan sebagai Uskup Agung, Mgr. Anicetus Sinaga menjadi selebran utama perayaan syukur tersebut. Umat dengan begitu antusias mengikuti seluruh rangkaian upacara itu dan berdoa bersama bagi uskup agung yang baru.

Hiburan dan Ramah Tamah


Seusai perayaan ekaristi dan santap siang bersama, seluruh undangan dan umat berkumpul di halaman SD-SMP St. Yoseph Pemuda Medan untuk menikmati hiburan dan mendengarkan kata-kata sambutan dari berbagai pihak yang berkompeten termasuk dari Bapak Parlindungan Purba, ketua panitia pesta. Dilibatkan juga beberapa unsur pemerintah untuk menyatakan dukungan kepada uskup yang baru. Bapak R.E. Nainggolan yang hadir mewakili gubernur Sumatera Utara, membacakan sambutan tertulis gubernur yang menyampaikan rasa syukur atas Mgr. Anicetus Sinaga, uskup agung yang baru dan terima kasih atas pelayanan Mgr. Pius Datubara yang telah mengabdi di KAM selama 34 tahun. Pemberian cenderamata menjadi bagian dari acara selebrasi instalasi Uskup Agung Medan. Berkat dan doa penutup menjadi akhir seluruh untaian acara. Namun pekerjaan bukan menjadi selesai. Telah dibuka lembaran baru di Keuskupan Agung Medan ini yakni berjalan dan berbagi kasih dengan uskup agung yang baru Mgr. Anicetus Sinaga. Dengan demikian, Mgr. Pius Datubara resmi menjadi uskup emeritus.

(*) Mungkin suatu permenungan umat katolik di KAM:Pihak KAM tentu sudah mempersiapkan dan menyediakan sarana dan prasarana yang perlu bagi Uskup Emeritus untuk menjalani hari-hari masa pensiunnya. Tapi yang perlu kita renungkan sebagai umat Katolik yang sudah merasakan manisnya pelayanan pastor Uskup Agung Emeritus MGR. A.G.Pius Datubara:

* Maukah kita memberi perhatian kepada beliau di hari-hari pensiunnya sebagai ungkapan terima kasih kita atas perjuangan dalam pengembangan Gereja di KAM selama beliau menjabat Uskup Agung Medan?
Perhatian tentu bisa diwujudkan dalam banyak bentuk, bisa saja dengan kunjungan, dan juga mungkin saja bisa dengan memberi sedikit bantuan untuk tambahan biaya hidup untuk keperluan beliau dimasa pensiun beliau.

* Paroki-paroki, cukupkah hanya dengan mengadakan upacara syukuran di paroki masing-masing? Atau masih adakah bentuk lain sebagai tanda cinta dan syukur atas penggembalaan beliau selama ini?
Uskup Pius manortor bersama para pastor Karmel dan umat pada upacara peresmian Gedung Postulat Karmel di Sidikalang.
Lihatlah kegembiraan dan kedekatan Uskup Pius kepada para imam dan umatnya!
Semoga Allah Bapa berkenan merahmati Gereja KAM agar semakin berkembang dan bergerak maju di bawah penggembalaan uskup agung yang baru. Proficiat Mgr. Anicetus Sinaga.


NB.
Yang bertanda * adalah tambahan dari utusan dari Paroki Sidikalang yang mengahadiri perayaan tersebut.

RENUNGAN HARIAN

RENUNGAN HARIAN BAHASA TOBA :
Minggu, 24 mei 2009: Minggu Paskah VII
Ari Komunikasi Saportibi

Ulaon 1:15-17,20a,20c-26; 1Joh 4:11-16; Yoh 17:11b-19
“Nunga hulehon hatami tu nasida; dihosomi portibi on do nasida, ai ndang sian portibi on nasida, songon Ahu na so sian portibi on.”


Sada sian godang namambahen Jesus sukses mangulahon tohonan na nilehon Debata Ama tu ibana, ima KOMUNIKASI. Jesus Kristus sai tongtong do manjalin komunikasi dohot Debata Ama, rupani i marhite na jotjot, gariada ganup tingki ibana martangiang. Dibagasan kumonukasiNa dohot Debata Ama, dipasahat ibana do sude nadiulaNa, angka siseanNa, jala marhite komunikasi I, muse dipatogu Debata imaNa. Suang songoni muse, Jesus menjalin komunikasi na tung mansai bagak dohot jolma i di na pasahathon Barita Nauli. Molo hita jaha di Buku Nabadia, suang songoni molo hita tonton film Jesus, tangkas tarida tung mansai malo hian Jesus markomunikasi pasahathon Barita Nauli. Ra ndang adong pakar komunikasi na boi manandingi Jesus di portibion, alana tangkas Jesus tung mansai malo manghatai, hatana gok huaso, jala aha na pinasahatNa tarida diparngoluanNa, pokkokna sampurna. Dikomunikasi i pe, Jesus mamangke bahasa ni jolma sesuai dohot pemirsah, jadi mura diantusi namambegei, ndang hera angka pamimpin nueng on, antar songon na pajogo-jagohon, jala asa dietong halak jago sai dipangkeima istilah-istilah langit na so diantusi jolma. Asing ni i muse, dipangke Jesus do sarana na adong di tingki i, sesuai dohot dunia di tingki i dohot na tinanda di namambegei. Ah, memang tung mansai malo hian Jesus markomunikasi dinapasahathon Barita Nauli, jala memang toho ma ibana sahalak Pakar Komunikasi, ndang adong tandinganna.
Sadari on ari Minggu Paskah pa pituhon huhut mai ditaringoti Ari Komunikai saportibi. Marhite Ari Komunikasi on, tontu hita halak Kristen dipaingot di tohonan naung ta jalo, ima pasahathon Barita Nauli. Di napasahathon Barita Nauli i, dipaingot hita asa marsiajar sian Jesus boha do markomunikasi na denggan di napasahathon Barita Nauli. Jumolo sahali na ingkon taulahon ima, manjalin komunikasi na denggan dohot Tuhan Debatanta, hita bina ma jumolo hubungan na bagak dohot Debata, baru pe sian i ma hita markomunikasi dohot jolma dinapasahathon Barita Nauli, songon naung binahen di Jesus Kristus. Di ari Komunikasi saportibi on, na umporlu taparrohahon ima hita pangke ma angka sarana komunkasi nuaeng on laho pasahathon Barita Nauli. Rupani i, nueng on tontu nunga sude punasa HP, gariada angka gellengta pe ra nunga sude puna HP. Alai boasa dang adong natua-tua, ganup ari, pagi manang sore mangirim SMS na marisi hata ni Tuhan manang Barita Nauli tu angka ianakhonna? Adong do kira-kira namangulahon songon i? Boi do ra muse, di tingki ari Minggu, hita mangeSMS donganta na hurang ringgas marminggu, asa ro marminggu. Godang dope na asing na boi tabahen marhite HP laho pararathon Barita Nauli. Ra ndang adong na mangulahon i, alana marpingkir rugi , mambahen habis pulsa. Hape sadia ma pulsa i dibandinghon molo adong dongan na martobat?
Rupani na asing na umbalga muse, godang do ra halak Kristen na mora. Alai boasa ndang adong dope namora na barane mambahen Stasiun TV manang Radio na khusus laho sarana pararathon Barita Nauli? Adongdo hira-hira na hea marpingkir laho mambahen i? Alana sasintongna, godang dope halak Kristen, songoni halak Katolik na hurang mangantusi haporseaon Kristen, siala memang ndang adong na mangajari nasida. Hape molo adong stasiun TV dohot Radio khusus, tontu boi ma nasida diajari tung pe ndang pola ingkon mangutus guru agama tu inganan nasida be, alana boi dijangkau sude angka umat.
Songon di Dairi-Sidikalang, adong do radio ni halak Kristen (GMII). Hami hea do marnipi laho mambahen Radio Khusus Katolik, alana ruas Katolik godang do jala marserak di Dairi na tung mansai bolak, gariada sahat do tu Pak-pak Bharat dohot tu Aceh Selatan. Marningot bolak ni na ingkon dihobasi Huria, Huria i ndang tolap laho mangajari sudena asa lam malo ruas katolik i di haporseaon katolik. Alai alani bolakna jala hurang tenaga, tung mansai godang do ruas Katolik i na maoto dihaporseaon Kristen manang Katolik, gabe jotjot do di nasida sarupa do sude agama i. Alani i, godang do na mura-mura pinda agama, tontu alana hurang diantusi agamana. Nipi name hian, ansugari adong hepeng laho mambahen Radio Katolik, tondu lam mura ma mangajari umat i, jala lam malo ma naside. Alai on holan nipi nama haroa, alana nipi on nunga marpiga-piga taon, alai sampe saonari ndang marna dungo dope nipi i.

Senin, 25 Mei 2009: Minggu Paskah VII
Ulaon 19:1-8; Joh 16:29-33
“Asa mardame hamu di bagasan Ahu, umbahen na huhatahon angka i tu hamu. Haporsuhon do jambarmuna di portibi on; alai pos ma rohamuna: Nunga talu hubahen portibi on.”

Godang do ragam parngoluan ni angka dongan pangihut ni Jesus Kristus. Rupani i, godang do dongan na pogos i, marsidalianhon hapogosanna asa unang pola marminggu di ari Minggu manang mamparngoluhon haporseaonna, jotjot ninna sidalianna, “Boha ma bahenon pastor di namangalului ngolu on, na ingkon do tong karejo di ari Minggu!” Adong muse na asing mandok, “Ansugari rajin ahu margareja pastor, na boi lehonon ni pastor mangan keluargakhu?” Hape molo ulaon paradaton di ari Minggu, neang langkana laho maninggalhon karejona, songoni muse molo ndang kareja di ari Minggu tong do ndang laho tu gareja, alai laho tu lapo tuak do, ninna buang suntuk.
Adong muse pangalaho na asing, ima namora tung mansai rajin margareja, aktif di sude kegiatan huria. Jala nasida jotjot gabe silehon poda taringot haporseaon, rupani i ninna, “Di hamu angka dongan sahaporseaon, ingkon ma hita marhaporseaon tu Jesus Kristus, ai pardenggan basa do ibana, sai napatupaonna do na porlu di hita, unang pola mabiar hita aha allangonta marsogot…” Umbegesai ninna dongan mangalusi, “Kesset ho, alana na mora do ho binahenna didok ho songoni, suba majolo molo pogos ho songon hami, barane dope ho mandok songon i? Adong tutu toho ni sungkun-sungkun on. Alana olo do ala naung tupa sude di ibana mambahen burju jala aktif ibana di sude kegiatan gareja, ai ndang pola mirdong be ibana mamingkirhon siallangonna sogot, ai holan martahuok manuk manogoti nunga ro hepengna.
Dibahen i, boha pe ragam ni ngolu ni halak Kristen alai sai tongtong ma hita hot dihaporseaonta na ibana do Tuhan Debatanta. Porsea do hita di si?

Selasa, 26 Mei 2009: Minggu Paskah VII
Ulaon 20:17-27; Joh 17:1-11a
“Alai na mananda Ho, Debata na sasada i, na sintong i, dohot Jesus Kristus na sinurum, i do hangoluan na salelenglelengna.”

Hea sahali adong ro ruas lingkungan tu pastoran manjumpangi pastor jala ninna ma, “Pastor ai ruas katolik do hami, sian lingkungan X. Omak name nunga marujung ngolu nantoari, jadi maksud nami asa misa sogot botari di jabu.” Ninna pastor i mangalusi, “Ai nunga dipabotohon hamu tu ketua lingkungan muna?’ Dialusi ruas i ma, “Nunga hu sms hami nangking pastor, lalai ndang dibalas dope, jala hami memang jarang hian marlingkungan dohot margareja.” Memang sian laporan ni pangurus lingkungan, nasida nunga marpiga taon na sakeluarga ndang margareja dohot marlingkungan. Dungi ninna pastor ma mangalusi, “Anggo songon i amang, boasa haroa pola dipangido hamu misa arwah marsogot, ai so hea hamu aktif di huria i, jala porsea do haroa hamu di tangiang ni huria i?” Ninna ibana ma muse mangalusi, “Porsea do hami pastor, jala hupangido hami misa di jabu, asa tenang borhat natua-tua i, jala dijanghon Debata natua-tua name i di harajaon Surgo, ngolu na manontong.”
Antar songoni ma na masa dihurianta, didok porsea alai ndang dipataridahon di parngoluan, jala hangoluan na manontong i dipingkir holan tingki dung mate sajo. Alani i do, godang halak dung matua pe mulai ringgas margareja, alana laho jonok nama mate, dohot pingkiran annon molo mate asa dihobasi huria, asa unang mate hera somarugama alias sipele begu, jala asa manjalo hangoluan na seleleng ni lelengna. Hape didok Jesus nangkin, “Alai na mananda Ho, Debata na sasada i, na sintong i, dohot Jesus Kristus na sinurum, i do hangoluan na salelenglelengna.” Lapatanna, di tingki mangolu dope hita di portibi on, nunga tahilala hangoluan na saleleng ni lelengna i, ima marhite na manghaporseai Jesus Kristus, ndang holan annon dungkon mate. Haporseaon na tutu tu Jesus Kristus, ido halalas ni roha bolon, jala halalas ni roha bolon i dipagonop dungkon mate hita, di si ma marsaor hita dohot Jesus Kristus di surgo, inganan na tung mansai sonang, jala ndang mate me hita. Dibahen i, ndang toho molo didok hangoluan na saleleng ni lelengnai holan tingki dung mate, jala haporseaon i diparngoluhon holan tingki laho mate. Jadi pinsan mangolu dope hita, hita parngoluhon ma haporseaonta tu Jesus Kristus.
Rabu, 27 Mei 2009: Minggu Paskah VII
Ulaon 20:28-38; Joh 17:11b-19
“Ndang apala hupangido, taitonmu nasida sian portibi on; alai naeng ma ramotanmu nasida maralohon na jahat i.”

Bagak nai antong holong dohot tangiang ni Jesus i tu hita. Nunga dibuat ibana hita sian portibi on dinamanjadihon hita gabe anak dohot boruNa, dungi diradoti, jala dipasahat do hita tu Debata ama jala ditangianghon do hita asa unang dibuat parjahat hita. Tangkas muse, ndang na taitonNa hita sian portibi on, alai diramoti do hita, asa unang dipatalu hajahaton na di portibi on hita. Tung mansai hirim roha ni Jesus Kristus asa sai tongtong hita raphon ibana.
Ra ninna rohanta be do, “Anggo tutu do holong roha ni Jesus tu hita, jala manghirim ibana asa hita sai tongtong raphon ibana di parngoluan di portibi on, suang songoni di surgo, boasa ma ndang taitonna hita sian portibi on, boasa ma ndang diagohon ibana na jahat i sian portibi on?
Tung mansai holong situtu do rohani Jesus tu hita, alani holongNa do binahen na dipangke hita laho pararathon Barita Nauli, disuru hita manjamitahon harajaon ni Debata di portibi on, asa lam tubagakna ngolu ni jolma di portibion, asa lam tugodangna jolma na porsea, jala masuk tu surgo. Ise ma haroa jolma i, binahen na diparbadia Debata, jala aha ma haroa pangkat ni jolma i, binahenna dipangke Debata laho manjamitahon Barita Nauli? Holan ala ni holong ni Debata sambing do, jala holong ni Debata sai tongtong mandongani hita, asa tolap hita mangulahon tohonan i, jala asa unang dibuat parjahat i hita. Dibahen i, taingot ma, nunga dibuat Debata hita sian portibion, dipabadia Debata hita jala disuru hita tu tonga-tonga ni portibi on laho parsidohot pararathon Barita Nauli, asa lam tu godangna jolma na masuk surgo.

Kamis 28 Mei 2009; Minggu Paskah VII
Ulaon 22:30;23:6-11; Joh 17:20-26
“Asa sada nasida saluhutna; songon Ho, ale Amang, di bagasan Ahu jala Ahu di bagasan Ho, songon i ma nang nasida di bagasan Hita, asa porsea portibi on, Ho marsuru Ahu.”

Hea sahali sahalak ruas marsarita, ninna ma, “Adong hea naro tu jabu pastor, nasida marsarita taringot tu Jesus Kristus, mamboan ajaran ni Gareja nasida. Ninna nasida aha nadiajarhon ni huria nasida i do na sintong, na doshon ajaran ni Jesus Kristus, rupani i ninna, pandidion na sah alkitabiah ima ingkon disornophon tu aek, ndang sae holan ditirishon aek tu simajujung.” Jadi husungkun ma nasida, “Dia do intina, na ro hamu tu bagas name on, ndang na laho mamboan haporseaon tu Jesus Kristus i do?” Alus ni nasida, “Ido, asa porsea hamu tu Jesus Kristus.” Dungi ningku ma mangalusi, “Bah, ai ndang diida hamu naung gantung silang di bagas nami on? Sian silang i kan nunga boi tangkas di hamu bahwa hami nunga porsea tu Jesus Kristus. Asing do haroa Jesus nabinoan muna i dohot na tarsilang an? Anggo tutu do hamu laho mambaritahon Jesus Kristus, unang be ro hamu tu jamu name on, ai nunga porsea hami tu Jesus Kristus, alai laho ma hamu tu jamu ni angka dongan na so Kristen dope, di si ma baritahon hamu Jesus i, asa porsea nasida. Anggo ro do hamu tu bagas ni angka naung porsea tu Jesus Kristus, ndang na mambaritahon Jesus i hamu, alai manarbuti huriani halak, manggaori, jala ndang tutu Jesus dibinaritahonon muna alai huria munai do. Sarita i, ra nunga hea ra tabegei, jala adong do masa i, seakan-akan marasing-asing Jesus i.
Nangkin di Barita Nauli Jesus Kristus martangiang asa sada angka sisenNa i. Hape sian sarita i halak Kristen sandiri godang na momansa-monsa Kristen i. Godang halak Kristen ndang gabe sipatupa hasadaon, alai sibahen parsalisian, alani ginjang ni rohana na mandok ibana do na sintong, halak an ndang sintong. Sintong manang daong, tarida doi sian parbuena. Dibahen i, naeng ma nian hita halak Kristen gabe sipatupa hasadaon di rumah tangga, di huria dohot di masyarakat. Molo tutu do sangkap ni Debata na talului dohot na taulahon , tontu hasadaon do tapatupa. Memang laho pasadahon Gareja naung godang gabe sada Gareja, ndang mungkin be, alai pinomat nian sada di bagasan Jesus Kristus, ndang marsiparoa-roaan dohot ndang pabola-bolahon huria i ima marhite namanarbuti ruas sian huria na asing naung hot sada.

Jumat 29 Mei 2009: Minggu Paskah VII
Ulaon 25:13-21; Joh 21:15-19
“Olo, Tuhan; diboto Ho do holong ni rohangku di Ho!”

Somalna di tingki laho periodisasi vorhanger manang angka pangurus Gereja, dibahen ma angka criteriana. Rupani criteria i, halak i ingkon sehat jasmani dohot rohani, ingkon nunga tardidi pinomat nunga 2 taon, ringgas di partangiangan lingkungan, stasi manang parmingguan ari Minggu. Ngoluna ingkon burju di keluarga, di lingkungan dohot di masyarakat. Halak i ingkon malo manghatai. Adong muse do na mamillit pangurus asing sian criteria na di ginjang, alasanna anggiat marhite na gabe pangurus i ibana, ibana gabe ringgas margareja.
Sude kriteria na di ginjang i tung mansai bagak. Alai adong na dihalupahon songon na nidok ni Jesus tu si Petrus, ima ingkon manghaholongi Jesus Kristus di ginjang ni saluhutna. ido naumporlu na pinangido ni Jesus Kristus. Alana anggo so adong holong na songoni, saluhut kriteria i ndang marlapatan. Holong na bolon tu Jesus Kristus, di ginjang ni saluhutna na adong di portibi on, ido na gabe syarat na pinagido di sude angka siseanni Jesus Kristus. Dibahen i, hita sungkun ma dirinta, “Nunga huhaholongi Jesus Kristus di ginjang ni saluhutna na di portibi on?”

Sabtu 30 Mei 2009; Minggu Paskah VII
Ulaon 28:16-20,30-31; Joh 21:20-25
“Molo na lomo rohangku, naeng mian ibana, paima ro Ahu, ndang na ro di ho i; asal diihuthon ho Ahu!”

Si Johannes na manurat injil Johannes on patolhashon tu hita, ima aha na disurat di dibukkunaon, sudena tung mansai toho, tung pe ndang boi sude nabinahen ni Jesus disurathon di sada buku, alana tung mansai godang naung binahen ni Jesus, jala saluhutnai sada hahomion bolon na sotarantusan hita. Memang sada hahomion bolon do i, songon na didok ni angka namalu, “Anggo boi do sude tarantusan ngolu dohot na binahen ni Jesus, berarti dosma ibana dohot hita jolma, marhuabe tahaporseai ibana.” Lapatan ni hata, laho mandok porsea ma hita tu ibana jala hita ihuthon ma ibana, songon na nidok ni Jesus tu si Petrus, “iihuthon ma Ahu!” Hita ihuthon ma Ibana dohot sude na nidokNa, unang pola suda tingkinta laho mamingkirhon boha annon hasilna, ditangihon jolma do manang daong. Hita pahotma haporseaonta tu ibana, ai patupaonna do angka na porlu dihita.

Minggu 31 Mei 2009: Ari Rea Pentekosta
Ulaon 2:1-11; Gal 5:16-25; Joh 15:26-27; 16:12-15
“Alai dung ro Tondi hasintongan na nidok ondeng, togihonon ni i do hamu tubagasan nasa hasintongan.”

Di Ari Rea Pentekosta on, tu hita dipapatar ma muse hagogoon ni Tondi Porbadia na songgop tu angka Apostel. Tondi Porbadia i, ima Tondi Nabadia na dijanjihon Jesus sandiri andorang so borhat ibana mulak tu surgo. Tondi i tung mansai manguba angka apostel. Anggo di mulana nasida tung mansai mabiar manorushon Barita Nauli, mangulahon tona ni Jesus Kristus tu nasida, alai dung songgop Tondi Porbadia tu Nasida, nasida gabe barane, jala marhite Tondi Porbadia, sude jolma mangantusi aha napisahat ni angka apostel. Jadi Tondi i, ndang holan manguba angka apostel, alai dohot do pauba angka na umbegesa jamita ni angka apostel. Tondi Porbadia naung jinalo ni angka Apostel nunga dilehon tu hita di tingki pandidion jala dipagok di tingki Krisma hita. Nunga mangula Tondi i di bagasan ngolunta?
Taringot tu si, adong do halak Kristen na mandok, tandana sahalak Kristen i nunga digohi Tondi porbadia, jala nunga mangula Tondi porbadia i di diri nasida, ima molo boi nasida marhata roh. Hurang do tohona pandapothon, alana songon na tarsurat di Galatia 5:22-24 didok, “Alai angka on do parbue ni Tondi: Holong dohot las ni roha, dame dohot lambas ni roha, habasaron, habasaon, haporseaon, halambohon dohot hatomanon. Ndang maralo patik dompak angka sisongon i. Alai angka na ginomgoman ni Kristus Jesus, diparsilangkon do dagingna rap dohot angka hisaphisap dohot sangkapsangkap.”
Jadi tung mansai tangkas di hita, Tondi Porbadia i puba angka apostel, mambahen nasida barane majamitahon harajaon ni Debata. Tondi Porbadia dohot parbuena na mangolu di bagasan diri ni angka Apostel mambahen angka na mambegei jamita nasida gabe porsea tu debata. Saonari tasungkun ma jolo dirinta, “Nunga mangolu jala mangula Tondi Porbadia i di bagasan dirinta be? Anggo tutu nunga mangolu Tondi Porbadia naung ta jalo i di bagasan dirinta, nunga lam prosea angka dongan na pujumpang dohot hita?

RENUNGAN HARIAN

RENUNGAN HARIAN BAHASA TOBA :
Minggu, 17 Mei 2009: Minggu Paskah VI
Ulaon 10:25-26.34-35.44-48; 1Joh 4:7-10; Joh 15:9-17
“Radoti hamu ma angka patikku; i ma dalanna, asa mian hamu di bagasan holong ni rohangku: Songon Ahu pe na mangaradoti angka patik ni Damang, gabe mian di bagasan holong ni rohana.
Umbahen na huhatahon i tu hamu, asa di bagasan hamu halalas ni rohangki, jala asa gok halalas ni rohamuna!”


Hea sahali ahu mardalani di pajak horas na di Siantar. Di tingki i, mardalan pat do ahu, Alana laho manuhor situhoron, alai ndang jumping. Tingki mardalan i, sian nadao huida sada ina-ina antar songon na martugarang laho manaborang dalan. Hupanotnoti sian na dao, jala marpingkir, ‘adong do jolma na mangurupi ibana?’ Torop do jolma di si, alai ndang adong na pardulilaho mangurupi ina-ina i, hape saek godang motor na lewat jala panas ni mataniari ndang tartaon. Marnida i, marlojong ma ahu mandapothon ina-ina i, tangan siamunhu mambahen tanda tu angka motor na lewat asa mana, jala hutogu ma ibana pangke tangan hambirang. Dung sahat di saborang ni dalan, disungkun ina-ina i ma margakhu dohot tubu ni boru aha ahu. Dung hupaboa, ninna ina-ina i tu ahu, “Mauliate ma da amang, sai godang ma pasu-pasu ni Tuhan tu ho.” Tingki hubegei hata pasu-pasu i, tompu huilala adong sad alas niroha bolon di diringki, na sotardok ahu. On do hape halalas ni roha dinamangulahon na denggan, mangurupi dongan na hasusaan, panas niari dohot loja pintor tompu mago, diganti dohot las ni roha. Sampe saonari, molo huingot pengalaman i, songonna tubu muse gogo dohot las ni roha. Dibahen i, unang marnaloja hita manghaholongi, mangulahon na denggan tu angka dongan, Alana sai na jumping ta do las ni roha nasotartuhor.

Senin, 18 Mei 2009: Minggu Paskah VI
Ulaon 16:11-15; Joh 15:25-16:4a
“Alai dohot ma hamu mangkatindangkon, ai donganku do hamu sian mulana i.”

Masa do di hita halak batak na mandok, “Sahala ni natua-tua mangomgomi pinomparna.” Angka hata ondeng laho mandok tu hita , natua-tuanta i molo tung pe monding nasida, sae tong do manggomgomi pinomparna, ima na didok gabe partangiang di hita. Marhite haporseaon si songoni, gabe tung marposniroha ma angka pinomparnai manorushon ngoluna, alana porsea na sai tong do ditangianghon natua-tuana ibana, tung pe nunga monding natua-tuanai.
Doshon i ma nadialami halak sisean ni Jesus Kristus. Nasida tung mansai mabiar do mangulahon hata ni Jesus na mandok na ingkon manghatindanghon haporseaon ni nasida jala pararathon harajaon ni Debata. Dobto Jesus doi, ido Alana andorang so ditadinghon dope sisean i, nunga dipabotohon Jesus tu nasida, naso tadinghononna nasida, alai nadongananna do nasida, marhite na suruonna do pangurupi di nasida ima Tondi Porbadia. Aha nadijanjihon Jesus i, tung dihilala jala dihaporseai angka siseani do. Alana taboto do, anggu dimulana nasida i tung mansai mabiar, alai diujungna nasida gabe barani manghatindanghon haporseaon nasida dohot pararthon harajaon ni Debata siala pangurupion ni Tondi Porbadia. Alani i, naeng ma barane hita mangulahon tononan naung dilehon Jesus tu hita, ima manghatindanghon haporseaonta, pararathon harajaonna, ai nasai donganon ni Jesus do hita tong-tong.

Selasa, 19 Mei 2009: Minggu Paskah VI
Ulaon 16:22-34; Joh 16:5-11
St. Petrus Selestinus & St. Alkuin OSB
“Ulimuna do i, ia laho Ahu. Ai aut so laho Ahu, ndang na ro Pangondian i manopot hamu. Alai anggo laho Ahu, suruonku do ibana tu hamu!”

Ra hea do ta rasahon boda do ditinggalhon monding keluarganta manang dongan na tahaholongi. Tontu lungun rohanta, alana ndang boi be panjumpang manang rap dohot ibana di portibi on. Songon i ma na dihilala angka apostel tingki laho ditinggalhon Jesus nasida. Alai ditingki marlungun ni roha na sida, dipaboa Jesus tu nasida, i ma ndang na ditinggalhon nasida songon naso maraba dohot so marina, alai na mulak do ibana tu Amai, mulak tu ingananna hian ima surgo i. Sian hata ni Jesus i, tangkas ma dipabotohon tu angka apostel dohot tu hita, ai na mulak tu Amai do ibana, mulak tu ingananna hian, lapatanna tangkas ma ibana Tuhan Debata na tuat sian surgo laho paluahon hita, jala mulak muse tu surgo laho paradehon inganan tu angka naporsea. Marhite hinalaona mulak tu surgo, tngkas ma di hita hadebataon ni Jesus Kristus, dibahen i tontu silas ni roha di hita, Alana ibana na tahaporseai Debata do, debaheni hitta na porsea tu ibana sae nasahat do tu surgo. Asing ni i muse, lam papatarhon Hadebataon ni Jesus i, dijanjihon ibana do di hita ima Tondi Porbadia, na sinuruNa raphon Ama i laho mandongani, mangurupi jala mangajar-ajari hita asa boi hita sahat panjumpang muse dohot ibana di surgo. Dibahen i, porsea ma hita tu ibana dohot tu Tondi Porbadia na sinuruNa laho mandongani hita.

Rabu, 20 Mei 2009: Minggu Paskah VI
Ulaon 17:15,22-18:1; Joh 16:12-15
“Alai dung ro Tondi hasintongan na nidok ondeng, togihonon ni i do hamu tubagasan nasa hasintongan!”

Di zaman modern on, godang do hamajuan na gabe silas ni roha, alai godang muse na mambahen lungun ni roha. Di nuaeng on, jolma nunga holan mangasanghon gogona, hajulmaonna dohot hamoderenon. Nunga hurang be haporseaon ni jolma i tu Debata na mangolu, na sai tongtong gabe pangurupi di ibana. Jolma si songoni, somalnna pasti do manghilala ngolu on tung mansai borat, jala olo do prustrasi. Memang toho, molo hita holing mangasanghon gogonta sambaing, tontu ndang tolap hita mangadopi ngolu nuaeng on na tung mansai borat.
Alai di hita halak Kristen, unang ma nian songoni, alai tabungka ma rohanta tu Tondi Porbadia, asa mangula Tondi di bagasan ngolunta, Tondi Porbadia naung dijanjihon Jesus Kristus tu hita. Unang hita holan mangasanghon gogonta sambing, alai tabungka rohanta asa mangula Tondi Porbadia di hita. Tondi Probadia do na gabe mangogoihon hita laho mangadopi ngolu on, jala namambahen hita boi marnida pasu-pasu dohot pangurupion ni Debta na sai tong-tong mandongani hita, Tondi i muse do na mambahen hita boi barani menghatindanghon haporseaonta. Olo do hita mambgunka rohanta tu Tondi Porbadia?

Kamis, 21 Mei 2009: Minggu Paskah VI
Ari Rea Hananaek Ni Jesus Kristus
Ulaon 1:1-11; Ef 1:17-23; Mrk 16:15-20
“Laho ma hamu tu liat portibi on; jamitahon hamu ma barita na uli i tu nasa na tinompa!”

Sadari on, tarayahon ma ari Rea hananaek ni Jesus Kristus tu Surgo. Di tingki laho naek Jesus tu surgo, dipasahat ma tona tu angka siseanNa, “Laho ma hamu tu liat portibi on; jamitahon hamu ma barita na uli i tu nasa na tinompa!” Ra songon na asing tahilala, Alana dilehon Jesus tu nasida tohonan, alai ditinggalhon nasida.
HananaekNa tu surgo ndang na manadinghon siseanNa, jala ndang berarti nunga sae be karejoNa di portibion, ba pansiun ma ibana. Ndang i lapatanNa. Alai dinanaek ibana tu Surgo laho patangkashon hamuliaonNa, ai namarhuaso do ibana di Seurgo. Marhite i, tarida ma muse, ibana naung manaluhon huaso ni portibi on, ndang adong na boi mangambati iabana laho patuduhon holongNa tu jolmai, laho paluahon julma i. Di barta nauli na tatangihon sadari on, ndang adong dipatuduhon lungun ni roha ni angka apostel. Din nasida dinanaek Jesus tu surgo, ndang gabe parsirangan na mambahen lungun ni roha nasida, alai silasniroha do diida nasida, alai tangkas ma di nasida, Jesus i Tuhan Debata. Dibahen i, marlas niroha nasida manjalo jala mangulahon tohonan na pinasahat ni Jesus tu nasida, tarlumobi muse ai marjanji do Jesus na tontong donganna nasida saleleng ni lelengna.
Asing ni i, Ari Rea sadari on, gabe sada parsiajaran di hita, ima na laho parsidohot do muse hita naek tu surgo, pajumpang dohot Jesus di surgo laho mangolu di bagasan hangoluan na saleleng ni leleng. Dibahen i, tung pe di parngoluan on, tung mansai godang parungkilan, godang parmaraan, godang sitaonon, godang tantangang, alai anggo hot hita di haporseaon tu Jesus Kristus, sai na donganonni Jesus do hita jala sai na parsidohot do hita anon naek tu surgo raphon ibana laho mangolu dihangoluhon di saleleng ni lelenga. Dibahen i, uang pola mabiar hita laho manjamitahon barita nauli i.

Jumat, 22 Mei 2009: Minggu Paskah VI
Ulaon 18:9-18; Joh 16:20-23a
“Di hamu pe nuaeng dok ni roha; alai idaonku do hamu muse, gabe las ma rohamuna disi, jala ndang buaton sian hamu halalas ni rohamuna i!”

Barita hatutubu ni sada dakdanak , mamboan silasniroha di sada keluarga. Apalagi molo na tubu i buha baju panggoaran ni keluarga i. Di tingki i, digongkon ma ompungna, hula-hulana, angka hombar balok, dohot huria, jala dibahen do pesta na suman tusi. Alai molo taida andorang su silasniroha i, ina pangintubu ni dakdanak i, ingkon do manaon nahansit situtu. Alai dung sorang dakdanak i, pintor songon na salpu jala lupa ina i dinahansit natinaonna dipartubu ni dakdanak i. Antar songoni ma dibahen Jesus gombaran taringot dinamangihuthon ibana.
Gabe sisean ni Jesus Kristus di namasa nuaeng on, tung mansai borat do, olo sipata mambahen mandele hita, sipata marpingkir adong dope labana marhaporseaon tu Jesus Kristus. Dibahen i olo do ninna angka dongan, “Tarhona mambaritahon barita Nauli, mangan sajo ndang boi, songoni muse mamparngoluhon haporseaon i sajo nunga tung mansai borat!” Memang toho doi, tung mansai borat parngoluan nuaeng on. Alai unang alani sitaonon gabe lilu hita, ta dalani saluhutna di bagasan dohot mardongan haporseaon tu Debata. Molo daulat hita tu Debata, tung pe mangadopi saluhutnai, jumpangta ma halalasniroha bolon. Jala taingot ma hata ni Jesus na mandok, ai ndang sadia dope sitaonon na tataon laho mangihuthon ibana dibandinghon dohot halalasniroha na laho jaloonta annon molo tong hot hita di ibana.

Sabtu, 23 Mei 2009: Minggu Paskah VI
Ulaon 18:23-28; Joh 16:23b-28
“Nasa sipangidoonmuna tu Ama i, sai na lehononna do marhitehite Goarhu.”

Hea sahali marhuria hami didongani piga-piga ruas, manopot sada stasi na dao ditombak, ingkon mardalan pat 2 jom lelengna, manaborang sunge sampe tolu hali, ndang sian titi alai langsung tu sunge i. Sunge i ndang na metemet, lumayan bolak do, bagasna nasa duhul-suhul, jala antar doras. Di stasi i, marborngin ma hami sada borngin di sada jabu, rap sada inganan. Sogot nai di tingki marulaon misa nabadia, tompu ma ro udan doras. Alani udan, pintor tompu ma huingot hata ni angka parstasi i na mandok, “Pastor, ai molo ro udan doras sunge i gabe banjir, hami pe ndang barane manaborang sunge i.” Marningot i, sanga ma ganggu rohangku tingki ulaon misa i, alana berarti ndang boi be hami mulak sadari i alana pasti banjir ma sunge. Hupatenang ma diringhu, jala martangiang ma dibagasan roha, “Tuhan, nunga dua ari saborngin hami di son manopot ruasMu, jala ingkon mulak do hami sadari on, alan nunga adong karejo na asing paimahon hami di inganan na asing. Alai anggo ro do udan jala banjir sunge, bararti ndang boi be hami mulak, sundat ma ulaon di na asing. Dibahen i, unang paloas sudenai gabe sundat, so manian udan on, jala unang loas sunge banjir, asa boi hami mulak, amen.” Ndang pola leleng dung sidung tangiang i, denget-denget so ma udan i, hape andorang soi tung mansai doras, jala sunge pe ndang banjir.
Ra hea do hita manghilala gogo ni tangiangta. Alai ra hea muse do tahilala hera na so marna ditangihon Tuhan tangiangta. Hape didongkon Jesus nangkin, “Nasa sipangidoonmuna tu Ama i, sai na lehononna do marhitehite Goarhu.” Dia do lapatanna? Anggo didok Jesus songon i, boasa ma sipata hera na ndang marna ditangihon Debata tangiangta?
Lapatan ni hata ni Jesus nangkin, ndang berarti sude tangian i pasti ditangihon Debata. Alai taingot ma, tangiang i ingkon do mardongan jala dibagasan haporseaon na tutu tu Debata. Tangiang i, ingkon do haluar sian haporseaon na Debata manghaholongi hita, jala na sai patupahon angka na denggan tu hita. Dibahen i, tangiang i tong dibagasan posniroha situtu tu ibana. Alai tung mansai jotjot do hita mangido di bagasan tangiang ima angka sangkapta, lomo ni rohanta, hape ndang porlu di hita. Pos situtu marohanta martangiang, ba molo porlu do di hita, diparngoluanta apalagi dipartondianta, sai na tangihonon ni Debata do i. Dibaheni, unang marnaloja hita martangiang tu Debata.

VISITOR

free counters

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites