SALAM MARIA PENUH RAHMAT, TUHAN SERTAMU. TERPUJILAH ENGKAU DI ANTARA WANITA, DAN TERPUJILAH BUAH TUBUHMU YESUS. SANTA MARIA BUNDA ALLAH, DOAKANLAH KAMI ORANG YANG BERDOSA INI, SEKARANG DAN WAKTU KAMI MATI. AMIN.

Berita Duka

"MISTERI" KEHIDUPAN

RIP
BAPAK DERITA BERUTU
(Ketua Stasi Lae Terondi: Paroki Sidikalang)


Ketika bayi lahir, saat itu pula dia pasti akan mengalami kematian. Semua orang pasti akan sampai pada akhir hidupnya di dunia ini, yakni kematian. kematian bukanlah hal yang baru bagi manusia. Setiap orang pasti pernah melihat orang yang mati atau meninggal, dan tahu bahwa suatu saat dia juga akan mengalami hal yang sama. Namun walaupun demikian, kematian tetap merupakan suatu pengalaman yang membuat orang takut, tetap merupakan suatu misteri yang kadang sulit dimengerti oleh manusia. Mungkin karena itulah, manusia malas untuk membicarakan hal kematian. Namun ketika kematian itu datang menjemput, siapapun tidak bisa menolak walaupun berusaha menolaknya. Waktu kematian bagi setiap orang berebda-beda demikian juga cara mati setiap orang juga berbeda-beda, juga rekasi orang menghadapinya. Namun yang jelas bagi kita orang kristiani, kematian bukanlah akhir segala-galanya, tetapi merupakan suatu proses dan jalan menuju hidup yang sesungguhnya yakni hidup bersama Allah dalam kebahagiaan surga. Keyakinan inilah yang senantiasa coba dihayati oleh orang yang mengalami kematian dari orang yang dikasihi, yang masih mengharapkan seseorang itu hidup bersama dalam hidup dunia ini. keyakinan inilah yang menguatkan seorang ibu, yakni sitri dari Bapat Derita Berutu. Bapak Derita Berutu adalah Ketua Dewan Stasi Lae Terondi paroki Maria Pertolongan Orang Kristen Sidikalang dan beliau sekaligus Ketua Rayon Sim-sim Pakpak Bharat. beliau meninggal galam usia 33 tahun karena sakit pada hari Kamis 3 September 2009. Sehari sebelum meninggal dunia, beliau menjalani operasi pada bagian perut. Malam sesudah operasi pastor paroki menjenguk beliau, dan malam itu masih kelihatan segar. Dia yang sedang tertidut tiba-tiba bangun dan meminta isterinya melap tangannya dan mengatakan, "Saya belum puas sebelum saya salam pastor." Dia menyalami pastor paroki berserta rombongan dan tidur lagi. Sebelum operasi, beliau membutuhkan darah 2 kantong. Keluarga berusaha mencari juga dari keluarga, namun kewalahan, baru kemudian didapat dari darah pastor dan anak postulat karmel. Bagi beliau dan keluarga, hal ini dirasa membawa suka cita walaupun menderita karena merasa dibantu oleh pastor yang rela menyumbangkan darahnya.
Memang kehendak manusia tidak selamanya menjadi kehendak Tuhan. Tuhan ternyata berkehendak lain. Hari kamis siang 3 September 2009 pkl. 15.00, beliau meninggal dunia. Duka yang mendalam bagi semua terutama bagi anak dan ke 4 anak yang ditinggalkannya. Namun dalam duka, isteri masih dikuatkan oleh Roh Kudus untuk menelepon dan memberitahukan langusng kepada pastor paroki bahwa suami telah meninggal dunia. Isteri dikuatkan karena yakin suaminya dipanggil Tuhan kesisi-Nya, apalagi dalam diri suami mengalir darah seorang pastor. Pemikiran yang sederhana, tapi dapat menghalau duka. Mungkin, dalam duka si isteri mendapat perhatian, penenguhan dari Gereja, dari pastor dan dari rekan-rekan, itu menjadikan beliau kuat menghadapinya.
Dari pengalaman ini, jelaslah bagi kita bahwa perhatian bagi sesama yang menderita akan memberi kepada mereka semangat, kekuatan dan harapan untuk terus berjuang menjalani hidup.

0 komentar:

Posting Komentar

VISITOR

free counters

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites